Opini  

Bahasa Politik Pak Erwe

 

 

83098745_3166825450014061_2314343668615479296_n

Olah: Almadi

(Wartawan Utama)

Pak Erwe tersenyum simpul membaca berita usai shalat subuh. Dia otak-atik Hp Androidnya apa saja berita acara kemarin. Setelah puas, mereguk segelas kopi pahit dia ambil koran yang baru saja diantar loper pagi itu. Dibolak-balik semua halaman dan membaca berita yang diliput pers kemarin.

“Semua judul dan isinya sama, copy paste,” gumannya dalam hati.

Erwe tersebut sangat disegani warganya, karena selalu memperhatikan jika ada yang kesulitan. Selain itu, dia sering dipanggil memberi ceramah dari Masjid ke Masjid. Pak Erwe figur yang santun lakek tangannya membangun kampungnya sudah dibuktikan. Dulunya kampung itu jorok dan tidak teratur, sejak dia jadi Erwe langsung ada perubahan.

Pak Erwe punya hoby olahraga terutama sepakbola. Waktu masih kuliah dia sering main bola sama teman-temannya. Meski cuma pemain bola kampus tapi skill dan staminanya masih terjaga. Warga banyak mengira Pak Erwe jebolan IAIN atau sekarang disebut Universitas Islam Negeri (UIN). Pada hal, dia lulusan Perguruan Tinggi Negeri ternama di daerahnya.

Lalu dimana pula Pak Erwe tersebut dapat ilmu agama yang mumpuni. Sebenarnya, dia sejak kecil diajarkan oleh orang tuanya ilmu agama. Maklum, orang tuanya adalah pemuka agama di kampung halamannya. Wajar ilmu tersebut turun ke Pak Erwe dan memahami kandungan isi kitab suci Al Quran.

Karir Pak Erwe sebagai politikus terbilang cemerlang, sebelum menjabat jadi Erwe dia adalah seorang anggota parlemen dan Ketua Erte.” Semua kesuksesan ini berkat pertolongan Allah SWT dan doa orang tua,” katanya saat diwawancarai pers.

Pak Erwe memperhatikan tiap kalimat berita yang dibacanya. Sangat berbeda maknanya, apa yang dia ucapkan ketika memberi sambutan dan wawancara pada pembukaan Seminar Pemuda di kampungnya itu.

Para kurcaci dan tukang sorak, mempelintir informasi sambutan Pak Erwe, dibuatlah seolah-olah dia mendukung calonnya agar dibawa pula ke tingkat Erwe nanti. Mereka lupa, kalimat Pak Erwe adalah bahasa politik.

“Semoga kegiatan ini dapat menambah pengetahuan para pengurus saat menghadapi ajang pemuda mendatang. Saya minta agar lebih efektif dalam melakukan persiapan dan berusahalah untuk merealisasikan misi tersebut. Jika ada yang punya prestasi apa salahnya dibawa ke tingkat Erwe,” kata Pak Erwe.

Ucapan Pak Erwe itu langsung ditelan bulat-bulat oleh sarok kuaci, mereka bersorak seakan dapat dukungan akan dibawa pula oleh Pak Erwe. (almadi)

Tinggalkan Balasan