Opini  

Sumbar Post Sudah Berusia Remaja 15 Tahun

Oleh: Almadi

(Wartawan Utama)

Sumbar Post sekarang sudah berusia remaja, 15 tahun. Lahir tanggal 8 bulan 8 tahun 2008. Semua berbau angka delapan. Usia remaja, “anak jolong gadang” kalau wanita sudah pandai bersolek dikit. Kalau pria sudah bersunat, ada juga yang tak “dikarek” ujungnya. Karena non muslim.

Selama belasan tahun Sumbar Post, banyak suka duka dilewati. Meski banyak duka, tapi rutin terbit seminggu sekali. Namanya saja tabloid Mingguan, bukan Bulanan atau abal-abalan!

Selama belasan tahun menggawangi Mingguan Sumbar Post, banyak yang mencibir dan memandang rendah. Maklum, saat itu, media Mingguan jadi bahan ejekan teman sejawat. Karena dianggap tak bermutu telat tayangkan berita terbaru.

Dulu, lima belas tahun lalu, nara sumber sering memandang sinis terhadap media terbit seminggu sekali. Beda perlakuannya sama media lain. Meski sama media cetak, tapi beda perlakuannya. Kalau ada kegiatan minggir dulu.

Wajar mereka yang bukan mingguan berbangga diri. Apalagi media mingguan katanya mudah dibikin. Bahkan, sudah melekat saja cap di kening sebagai media bodrex. Itulah saya dulu.

Sumbar Post dulunya, sering menerbitkan berita miring tentang pejabat mau pun pengusaha nakal. Bahkan, tak ketinggalan berita olahraga yang bermasalah. Ada nara sumber bertanya sama teman sejawat tentang pemberitaan Sumbar Post yang selalu miring kepadanya. Padahal dia ketua segala macam ketua.

“Jangan ketua respon pula berita Sumbar Post itu, mana ada orang yang baca koran mingguan. Biarkan sajalah nanti bosan sendiri,” ujar teman tersebut ambil muka.

Padahal saya sama dia seiring semudik, sama-sama meliput berbagai kegiatan. Karena media ini selalu telat meyampaikan berita tebaru. Selalu jadi bahan ejekan. Lalu berdirilah online Sumbarpost.com tahun 2010.

Punya portal online sendiri bangga jugalah, tujuan agar tak ketinggalan menayangkan berita terbaru. Rupanya masih jadi bahan olok-olokan juga, kata teman tersebut sama dengan lihat Facebook kepada beberapa orang nara sumber. Saya maklum dia wartawan media cetak terbit setiap hari. Pak jabat segan sama dia.

Sekarang sudah15 tahun berlalu, keadaan sudah berubah. Portal online sudah menjamur jumlahnya. Ada pula yang bilang media cetak tak bakal panjang umurnya. Bagi saya mau singkat umur media cetak tak perlu dirisaukan. Selagi pemerintah kabupaten dan kota serta instansi lainnya masih membutuhkan media cetak. Sumbar Post tidak akan mati. (***)