Indeks
Budpar  

Wujud Kepedulian Lintas Generasi Komunitas Pecinta Alam, Relawan Opsi Datang Memancing Solusi

Merasa Prihatin dengan keadaan Gunung Merapi, Sumatera Barat, yang sepanjang jalur pendakiannya dipenuhi dengan sampah bertebaran, kalau dibiarkan dikhawatirkan bisa menjalankan banjir bandang.

Sekitar 500 orang lintas generasi pecinta alam yang tergabung dalam Opsi Operasi Bersih Merapi melakukan kegiatan bersih-bersih di sepanjang jalur pendakian ke gunung yang menjadi ikon kebanggan orang Minang itu.

Arnoldi, salah seorang penggiat alam yang juga mengubah dirinya sebagai humas pada susunan kepanitiaan kegiatan tersebut, pada wartawan belum lama ini bicara, ide bermula dari beberapa orang pecinta alam yang merasa prihatin dengan keadaan gunung Merapi yang sepanjang jalur pendakian hingga cadas dipenuhi oleh sampah yang bertebaran dimana-mana.

“Maka dari itu kami beberapa orang penggiat alam, termasuk Bucek (Oda Himalaya) bersama sahabat Almarhum Kunjuk atau Gaek Kunjuk, merencanakan untuk mengadakan aksi bersih-bersih Merapi atau disingkat dengan istilah Opsi ini,” ujar Uwo panggilan akrab Arnoldi.

Lebih lanjut dikatakannya, rencana ini sepertinya mendapat dukungan dari rekan-rekan penggiat alam lainnya, termasuk Ade Ria, SP, MM. Ketua Komisi III DPRD Agam. “Tak butuh waktu lama maka susunan yang dibentuk kepanitian Struktur kepanitian kegiatan Opsi ini,” ujarnya.

Usai ditunjuk sebagai Ketua Mirza April Romi (Camiak), Sekretaris Puput Amelia Afriani dan Bendahara Suci Widia Putri, serta Koordinator lapangan: Imamul Aulia Amnur dan Saiful haris atau Unyil. Mereka langsung mengajukan proposal dan menggalang sumbangan sukarela ke berbagai pihak yang bisa mendukung kegiatan peduli lingkungan ini.

Aksi ini dilakukan dengan tujuan mengajak masyarakat, mahasiswa, dan lain-lain, untuk peduli dengan lingkungan yang bersih. Intinya mengajak seluruh peserta untuk peduli pengelolaan sampah dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Seluruh peserta dengan penuh semangat melakukan aksi bersih ini, lebih kurang sebanyak 500 orang yang terlibat dalam aksi ini, sehingga tidak mengherankan jika terkumpul ratusan karung sampah.

“Melalui aksi bersih-bersih yang telah dilakukan ini, diharapkan setiap pelaku wisata dan para pendaki gunung yang memiliki kesadartahuan yang tinggi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sehingga tercipta kawasan Gunung Marapi sebagai tempat rekreasi yang sehat, bersih, aman, nyaman, dan bernilai,” Ujar Arnoldi berakhir.

Sementara itu, Ade Ria, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Agam dalam sebuah kesempatan kepada wartawan pernah menyampaikan, operasi bersih Gunung Marapi ini, dilakukan karena kondisi saat ini sudah tidak baik dan banyak sampah menumpuk. Sasarannya, penyelamatan bumi karena kondisi yang sudah kronis dan bisa menyebabkan longsor.

“Kita sangat lingkungan kasih kepada komunitas yang sangat peduli lingkungan ini. Tapi syaratnya, harus fokus. Jangan pandang kami sebagai anggota dewan. Tapi pandanglah kami sebagai teman yang sama sama peduli dengan lingkungan, ”ungkapnya.

Aksi bersih-bersih Merapi ini, dilaksanakan tiga hari, mulai Jumat (22/01) hingga Minggu (24/01). Sampah yang terkumpul terkumpul, mana yang sampah organik dan an organik.

“Intinya, semua sampah akan dibawa pulang dari Gunung Marapi dan akan diolah. Kita berharap, tidak ada sistem pembakaran. Aksi ini tentunya diharapkan juga mata masyarakat sekitar dan para pendaki terbuka. Ada kesadaran untuk menjaga lingkungan dan tidak mencampakkan sampah sembarangan, ”tutupnya.

Gunung Marapi merupakan gunung aktif yang terletak di antara Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam dan Kotamadya Padang Panjang. Namun secara administrasi, Gunung Marapi berada dalam kawasan Kabupaten Agam. Gunung Marapi memiliki ketinggian 2891 meter di atas permukaan laut. Jalur pendakian yang biasa digunakan untuk melakukan pendakian adalah dari jalur Koto Baru, Batu Palano dan Aia Angek. (edY)

Exit mobile version