Padang – Hujan lebat yang mengguyur Kota Padang pada akhir November 2025 menyisakan luka bagi banyak warga. Rumah-rumah terendam, jalan terputus, dan sejumlah keluarga terpaksa mengungsi meninggalkan tempat tinggal mereka.
Di tengah kepanikan dan ketidakpastian itu, Universitas Baiturrahmah (Unbrah) hadir sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bergerak cepat memberikan bantuan kemanusiaan.
Melalui Yayasan Pendidikan Baiturrahmah, tim relawan Unbrah menelusuri satu per satu titik terdampak untuk menyalurkan bantuan yang paling dibutuhkan warga.
Rektor Unbrah, Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, MS, mengatakan bahwa aksi cepat ini merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab moral institusi terhadap masyarakat.
“Kami tidak bisa tinggal diam. Ini saatnya kita hadir di tengah warga yang sedang kesulitan,” ujarnya di Padang, Kamis (11/12)
Prof Musliar Kasim menjelaskan perjalanan tim dimulai dari Kecamatan Nanggalo, tepatnya di kawasan dekat PDAM. Di lokasi tersebut, warga yang masih memulihkan diri dari banjir menerima 50 set perlengkapan salat, sembako, handuk, dan selimut.
Paket itu disambut penuh rasa syukur karena banyak kebutuhan dasar mereka ikut hanyut atau rusak akibat banjir.
Dari Nanggalo, tim melanjutkan perjalanan ke Siteba. Meskipun jumlah warga terdampak tidak sebesar di beberapa lokasi lain, Unbrah tetap memberikan 16 set perlengkapan salat dan sembako. Bantuan kecil yang berarti besar bagi keluarga yang kehilangan banyak hal dalam semalam.
Di Pasar Baru, Kecamatan Pauh, suasana haru kembali terasa. Dekat rumah Bapak M. Zalmi, tim Unbrah menyerahkan 55 set perlengkapan rumah tangga dan 55 set perlengkapan salat.
Banyak warga yang rumahnya belum bisa ditempati sehingga bantuan berupa barang-barang dasar ini menjadi modal awal mereka untuk bangkit kembali.
Masih dalam rangkaian aksi kemanusiaan, Tim Unbrah kemudian menuju Batu Busuak, dekat SMAN 9 Padang. Di lokasi ini, 45 set perlengkapan rumah tangga dan 45 set perlengkapan salat didistribusikan kepada warga yang terdampak parah.
“Kehadiran tim tak hanya membawa bantuan, tapi juga harapan bagi masyarakat yang masih memulihkan kondisi pasca-bencana,” ungkapnya.
Ia menambah, perjalanan berlanjut ke Lubuk Buaya, salah satu daerah dengan pengungsian terbesar. Di sebuah rumah penampungan warga terdampak banjir, Tim Unbrah menyerahkan 20 set perlengkapan rumah tangga dan 10 set perlengkapan salat. Warga yang sudah berhari-hari tinggal di tempat pengungsian merasa lega menerima dukungan ini.
Masih di kawasan Lubuk Buaya, Unbrah juga memberikan bantuan skala besar untuk penampungan utama: 80 set perlengkapan mandi, perlengkapan salat, selimut, gorden, hingga perlengkapan rumah tangga seperti dispenser, kompor, dan rice cooker. Bantuan ini tidak hanya meringankan beban, tetapi juga membuat para pengungsi merasa lebih nyaman menjalani hari-hari sulit mereka.
Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Unbrah, Dr. Edi Suandi, MM., menjelaskan bahwa aksi peduli bencana ini hanyalah langkah awal.
“Unbrah juga akan membuka Posko Tanggap Darurat Bencana serta melaksanakan beberapa program khusus lainnya untuk masyarakat terdampak,” ujarnya.
Melalui tindakan nyata di lapangan,.Pimpinan Unbrah menegaskan kembali bahwa pendidikan bukan hanya soal ruang kelas, tetapi juga tentang empati, solidaritas, dan kebermanfaatan. Dalam situasi bencana, Unbrah berdiri bersama warga, mengulurkan tangan dan menghadirkan harapan.
Ke depan tanggap darurat bencana Unbrah akan bergerak ke daerah lain di Sumbar seperti Palembayan Agam, Padang Panjang, dan Padang Pariaman. (Agusmardi)
