Jakarta –Para pejabat fungsional (Jafung) bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merupakan motor penggerak pembangunan infrastruktur, sementara pejabat struktural berperan sebagai pembina.
Demikian disampaikan Sekjen PUPR Anita Firmanti mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada acara launching Sistem Informasi Manajemen Motor Penggerak PUPR (SI-Mentor PUPR) yang menjadi bagian acara Temu Ilmiah Tahunan I Jabatan Fungsional Bidang PUPR di Jakarta, Senin (9/7/2018).
“Peran Jafung sangat penting sehingga perlu terobosan baru dalam pengembangannya. Posisi dan peran Jafung juga perlu diatur lebih jelas dalam unit organisasi sesuai dengan Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan PP nomor 11 tahun 2017 tentang manajemen Pegawai Negeri Sipil,” jelas Sekjen PUPR Anita Firmanti.
Jabatan fungsional Bidang PUPR adalah Jafung dibawah pembinaan Kementerian PUPR yakni Teknik Pengairan, Teknik Jalan dan Jembatan, Teknik Tata Bangunan dan Perumahan, Teknik Penyehatan Lingkungan, dan Pembina Jasa Konstruksi. Jumlah Jafung bidang PUPR sebanyak 2.879 orang dari 3.866 orang Jafung yang ada.
Sisanya sebanyak 987 orang merupakan Jafung yang pembinanya adalah Kementerian/Lembaga lain seperti Jafung Peneliti, Perencana, Pranata Humas, dan Perpustakaan.
“Jumlah Jafung bidang PUPR masih 10% dari jumlah ASN (Aparatur Sipil Negara) Kementerian PUPR sekitar 22.914 orang. Jumlah ini akan ditambah melalui inpassing dan pengangkatan CPNS 2017-2018 dalam formasi Jafung sebanyak 982 orang,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Lolly Martina Martief Lolly Martina Martief.
Dalam berkarir di Kementerian PUPR juga dimungkinkan pola zig-zag yakni Jafung ditugaskan untuk menjabat jabatan struktural dan nanti kembali lagi menjadi Jafung. Dengan demikian akan memperkaya wawasan dan kemampuannya.
Tantangan yang dihadapi Jafung yakni masih adanya penugasan pekerjaan yanh tidak sesuai dengan tugas Jafung. Akibatnya yang bersangkutan kesulitan mendapatkan angka kredit untuk peningkatan karirnya kedepan. Kompetensi Jafung juga perlu terus ditingkatkan sehingga menjadi ahli pada bidangnya.
“Pada tahun 2018, BPSDM memprogramkan untuk memberikan pelatihan dengan target peserta sebanyak 1.200 orang bersertifikat. Artinya ada peningkatan keahlian,” kata Lolly.
Dalam acara tersebut diselenggarakan diskusi mengenai Akselerasi Pejabat Fungsional PUPR Sebagai Motor Penggerak Pembangunan Infrastruktur yang menghadirkan narasumber Deputi SDM Aparatur Kementetian PAN dan RB Setiawan Wangsa Atmaja, Deputi Pembinaan Manajemen Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara Haryomo Dwi Putranto, Kepala Biro Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana Asep Arofah Permana.
Pada sesi berikutnya menghadirkan narasumber Direktur Utama PT. Wijaya Karya Tumiyana dan Wartawan Senior Majalah Tempo Daru Priyambodo yang menyampaikan materi Kiat-Kiat Menulis Ilmiah. Serta sesi berbagi pengalaman dari beberapa Jafung tingkat Madya.
Kepala Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional Nicodemus Daud selaku Ketua Pelaksana mengatakan tujuan penyelenggaraan Temu Ilmiah Tahunan I Jabatan Fungsional pada dasarnya merupakan _Knowledge Management Sharing_, pemutakhiran data Pejabat Fungsional, mendapatkan komitmen dari Pejabat Fungsional, dan mendapatkan masukan terhadap permasalahan yang dihadapi Jafung di lapangan yang dibahas dalam masing-masing desk.
Turut hadir dalam acara tersebut Inspektur Jenderal Rildo Ananda Anwar, Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Dirjen Cipta Karya Sri Hartoyo, Dirjen Penyediaan Perumahan Khalawi AH, Dirjen Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin, Kepala Balitbang Danis H. Sumadilaga, Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Luthfiel Anam Achmad dan Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan Adang Saf Ahmad.
Dalam acara tersebut juga menampilkan booth pameran asosiasi profesi seperti HATHI (Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia), IAI (Ikatan Arsitek Indonesia), HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia), IATPI (Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia), PII (Persatuan Insinyur Indonesia) dan IAMPI (Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia) sebagai sarana promosi kepada para calon Jafung. Setiap Jafung disyaratkan menjadi anggota salah satu asosiasi profesi.(*)