TANGERANG – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (Sembadha) Tahun 2018 di Kampus Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN STAN) Tangerang, Minggu (19/11).
Dalam kesempatan itu, Menteri Eko yang menjadi salah satu panelis menyebutkan bahwa Kemendes PDTT optimistis penyerapan dana desa tahun 2018 akan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni dari 98,54 persen pada 2017 menjadi lebih dari 99 persen.
“Dengan adanya pendampingan dan pengawasan yang semakin membaik tiap tahunnya, saya optimis, penyerapan dana desa tahun ini akan lebih dari 99 persen,” katanya.
Mendes PDTT Eko menjelaskan bahwa awal dikucurkannya dana desa yakni pada 2015 sebesar Rp 20,67 triliun dengan penyerapannya hanya 82,72 persen. kemudian pada 2016 dana desa dinaikkan menjadi sebesar Rp 46,98 triliun dengan penyerapan sebesar 97,65 persen, dana desa dinaikkan kembali pada 2016 yakni sebesar Rp 60 triliun dengan penyerapannya turut meningkat menjadi sebesar 98,54 persen.
“Penanganan dana desa tidak semudah yang kita bayangkan. kita semua tahu bahwa ada lebih dari 50 persen kepala desa yang tamatan SD dan SMP serta masih ada kepala desa memiliki kesalahan dalam perencanaan yang dalam pelaksanaannya ternyata membengkak anggarannya. realisasi dan perencanaan tidak sama sehingga terjadi penghambatan dalam proses pengucuran dana desa berikutnya. Kita bantu dengan melibatkan sejumlah stakeholder sehingga dalam pengelolaan dana desa berjalan dengan baik dan angka penyerapannya juga turut membaik setiap tahunnya,” paparnya.
Lebih lanjut, Menteri menyampaikan bahwa tidak hanya dalam pengelolaan dan penyerapan yang setiap tahunnya terus membaik saja sehingga pemerintah bangga apa yang dilaksanakan oleh masyarakat desa dan perangkat desa dalam pengelolaan dana desa.
Namun, pemerintah juga bangga dengan apa yang telah dihasilkan dari dana desa dalam pembangunan di desa yakni dengan terbangunnya jalan desa sepanjang 158.629 kilometer, jembatan sepanjang 1.028.225 meter, irigasi sebanyak 39.351 unit, sarana olahraga sebanyak 11.399 unit, Polindes sebanyak 8.028 unit, sarana air bersih sebanyak 942.927 unit, Drainase sepanjang 24.005.604 meter, PAUD sebanyak 48.694 unit dan sejumlah pembangunan lainnya.
“Dengan pencapaian yang dihasilkan dari dana desa ini diapresiasi oleh banyak negara di dunia termasuk bank dunia. Bahkan mereka akan menjadikan model ini sebagai model yang akan dipakai untuk pembangunan-pembangunan di desa di negara-negara berkembang lainnya. Tahun ini bank dunia akan mengirim sejumlah negara untuk belajar model dana desa,” ungkapnya.
Menteri Eko menambahkan, bahwa keberhasilan lainnya yang menjadi kebanggaan dari dana desa yakni turut berperan dalam mengurangi angka kemiskinan sejak Maret tahun 2015 yakni dari 11,22 persen menjadi 9,82 persen pada maret 2018. selain itu juga dana desa turut berperan dalam mengurangi angka stunting atau kekurangan gizi dari 37 persen menjadi 30 persen.
“Impact dari dana desa dengan program-program lainnya dari pemerintah lainnya selama 4 tahun terakhir ini, Indonesia berhasil mengurangi kemiskinan dengan angka yang cukup baik. Yang membanggakan penurunan angka kemiskinan terbesar itu ada di desa dibandingkan di kota,” katanya.(*)