Indeks
Ekobis  

Wawako Padang Resmikan Penggunaan QRIS di Pasar Raya Padang

Padang – Bank Indonesia Wilayah Sumatera Barat, jadikan Pasar Raya Padang sebagai pilot project aplikasi Quick Respon Indonesia Standar (QRIS), untuk mengimplementasikan sistem pembayaran non tunai tersebut.

Implementasi Pembayaran QRIS di Pasar Raya Padang ini langsung diresmikan Wakil Walikota Padang Hendri Septa, didampingi Kepala Wilayah BI Sumbar Wahyu Purnama, Kamis (12/12).

Wahyu Purnama mengatakan, sistem Pembayaran QRIS ini sudah digunakan di semua negara maju, seperti China dan India. Oleh karena itu sistem pembayaran Indonesia juga semakin maju.

Sebenarnya sudah banyak sistem aplikasi non tunai yang diluncurkan, baik itu kartu debit, kartu kredit, m banking, dan lainnya yang bisa digunakan masyarakat.

“Kalau selama ini transaksi pakai uang kertas dan logam, sekarang banyak pakai non tunai. Sudah banyak jenis pembayaran non tunai kita luncurkan. Terbaru adalah pembayaran dengan menggunakan sistem QR Code yang sudah diaplikasikan negara maju,”tuturnya.

Ia optimis pasar raya sebagai pilot project pembayaran non tunai QRIS di Sumbar sukses dilaksanakan, melihat dari semangatnya para pedagang pasar raya. Dengan harapan bisa dicontoh oleh pasar lainnya di seantero Ranah Minang.

Walaupun awal awal pemakaian memang terasa asing, menyulitkan, bahkan terasa ribet. Namun setelah terbiasa, pengguna QRIS akan menjadi lebih mudah digunakan.

Wakil Walikota Padang Hendri Septa mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia yang telah mempercayakan Pasar Raya Padang sebagai pilot project pembayaran QRIS.

Dengan sistem digitalisasi ini juga bisa mengetahui berapa nilai transaksi yang terjadi, baik secara harian, mingguan, bulanan, atau tahunan.

Sistem pembayaran ini memang inovasi yang dilakukan oleh manusia, karena seiring kemajuan teknologi sudah saatnya pembayaran dilakukan melalui sistem digitalisasi.

Hendri Septa tak memungkiri butuh waktu untuk menyesuaikan standar itu, dan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Walaupun banyak keluhan masyarakat karena tidak terbiasa dengan sistem pembayaran non tunai ini .

Seperti yang terjadi di kota kota besar di Indonesia, sempat ricuh dan heboh selama dua bulan. Namun demikian, setelah kejadian ini, masyarakat menjadi terbiasa dan tidak ada lagi komplain.

“Sebenarnya kita hanya merubah pola pembayaran saja dari tunai ke non tunai. Padahal dengan transaksi tunai banyak manfaat negatifnya. Nah sekarang dengan non tunai, membuat kita semakin mudah,”tutupnya.(ridho) .

Exit mobile version