Lampung–Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pembangunan infrastruktur
sangat fundamental atau mendasar bagi Indonesia agar bisa bersaing dengan negara-negara lain. Ketersediaan infrastruktur di Indonesia masih kecil dibandingkan yang dimiliki negara-negara tetangga baik jalan, pelabuhan, airport dan pembangkit listrik sehingga menjadi fokus pembangunan nasional.
Demikian disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutannya pada acara peresmian Jalan Tol Bakaheuni-Terbanggi Besar Paket 1 Bakauheni – Sidomulyo, yaitu Segmen Pelabuhan Bakauheni – Simpang Susun (SS) Bakauheni sepanjang 8,9 km serta Paket 2 Sidomulyo-Kotabaru, yakni Segmen SS Lematang – SS Kotabaru sepanjang 5,6 km. Peresmian dilakukan di Gerbang Tol Bakauheni Selatan yang berjarak sekitar 4 km dari Pelabuhan Bakauheni, Minggu (21/1/2018).
“Kenapa ini segera kita resmikan. Saya ingin mendorong agar (jalan tol) dari Bakauheni sampai Palembang bisa diselesaikan sebelum Asian Games itu berjalan. Memang masih panjang sekali, saya tahu masih ada masalah kecil-kecil, pembebasan lahan yang harus diselesaikan,” kata Presiden Jokowi.
Usai peresmian, Presiden Jokowi menjajal Tol Bakauheni-Terbanggi Besar dengan menaiki truk sebagai simbol bahwa Tol tersebut sebagai jalur logistik nasional yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera serta dalam rangka pengembangan kawasan berbasis hilirisasi komoditas pertanian yang sangat potensial di Provinsi Lampung.
Selanjutnya Tol dapat dilalui tanpa tarif sebagai bagian dari sosialisasi kepada masyarakat terlebih Tol pertama di Lampung. Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar merupakan salah satu dari 24 ruas Tol Trans Sumatera yang dikembangkan oleh PT. Hutama Karya melalui penugasan dari Pemerintah dan ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN).
Meski dari sisi kelayakan finansial masih sangat kecil memberikan keuntungan bagi investor, namun tetap dibangun karena menjadi kebutuhan untuk memenangkan persaingan global.
Pada acara tersebut turut hadir diantaranya Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry TZ, Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) I Gusti Ngurah Putra dan Direktur Utama PT. PP (Persero) Tbk. Tumiyana.
Sementara itu Menteri Basuki menyampaikan bahwa kehadiran Tol Trans Sumatera bertujuan untuk menurunkan biaya logistik nasional selain Jalan Lintas Timur Sumatera yang sudah ada. Tol Bakauheni-Terbanggi Besar dengan total panjang 140,9 km progres konstruksinya sudah 65,65% dan progres pembebasan lahan 95,2%. “Untuk Bakauheni-Terbanggi besar, saya optimis dapat terhubung Juli 2018. Kita dorong untuk terus ke Kayu Agung hingga ke Palembang juga bisa segera selesai,” kata Menteri Basuki.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry TZ mengungkapkan, untuk ruas Tol Kayu Agung-Palembang progres pembebasan lahan hingga saat ini sudah di atas 90%. Sementara dari Terbanggi Besar ke Kayu Agung lahannya sudah bebas di atas 60%.
Pembangunan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar yang terbagi dalam 4 paket yakni Paket 1 dari Bakauheni ke Sidomulyo sepanjang 39,40 km, dengan kontraktor PT. PP (Persero) Tbk. Paket 2 dari Sidomulyo ke Kotabaru sepanjang 40,6 km dengan kontraktor PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. Paket 3 dari Kotabaru ke Metro sepanjang 29 km dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Paket 4 dari Metro ke Terbanggi Besar sepanjang 31,93 km, dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Dari sisi pembiayaan, ruas Bakauheni-Terbanggi Besar menelan investasi sekitar Rp 16,8 triliun yang dipenuhi dari porsi modal atau ekuitas sudah 52% dan 48% melalui skema pinjaman perbankan. Pemenuhan ekuitas dilakukan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) pada tahun 2015/2016 sebesar Rp. 2,2 trilun, serta melalui penerbitan obligasi PT. Hutama Karya secara bertahap sebesar Rp. 6,5 triliun.
Sementara untuk kredit investasi, pada 27 Desember 2017 lalu, PT. Hutama Karya telah menerima pinjaman dari sindikasi perbankan sebesar sekitar Rp 8 Triliun. Selain itu PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) akan menyediakan _stand-by loan_ untuk membantu perusahaan dalam melaksanakan kewajibannya apabila terjadi defisit cashflow selama masa operasi tol. (*)