Sumbar Gagal di Pra PON Sepatu Roda

65307850_675631732861914_9060370288440508416_n

Atlet sepatu roda Sumbar gagal menyumbangkan medali pada kejuraan nasional Pra PON di Bekasi, Jawa Barat. Ivent yang berlangsung tanggal 10 sampai 15 September, perolehan medali terbanyak dikuasai DKI Jakarta dengan 9 emas dikuti Jatim 2 emas dan Jabar 2 emas. Berdasarkan hasil ranking, daerah yang masuk 11 besar dinyatakan lolos PON XX Papua.

Bagaimana dengan Sumbar? Sampai berita ini diturunkan, atlet sepatu roda ranah Minang yang diperkuat Dicky Kencana Davera, anak dari Yudhi Davera Kabid Wasit/Hakim PB Porserosi kalah bersaing dengan atlet daerah lain. Padahal, dia sudah latihan ke Cina berbulan-bulan. Tapi gagal juga!

“Kita tidak ada beban untuk Pra PON, karena atlet yang berangkat dibiayai dana pribadi tanpa APBD sepersen pun,” jelas pengurus Porserosi Sumbar, Arfan Rosyda. Kenapa, pengurus Porserosi tidak memasukan proposal bantuannya ke KONI Sumbar. Sementara cabor yang bukan binaan KONI selalu dapat bantuan.

Menurut Ketua KONI Sumbar, Syaiful, SH. Mhum siapa saja cabor yang melayangkan proposal bantuan untuk berangkat kejurnas Pra PON bakal diperhatikan. Apalagi atlet mau pergi bertarung tingkat nasional.”Jadi tidak mungkin kami menolak memberi bantuan kepada cabor yang mau bertanding. Apakah ada Porserosi minta bantuan ke KONI Sumbar,” tanya  Syaiful.

Gagalnya cabor sepatu roda meraih tiket PON XX Papua jangan salahkan orang lain. Menurut Edy Susanto, Kabid Binpres sepatu roda Sumbar, kegagalan ini sudah diprediksi jauh hari. Karena, hasil pantauannya, atlet Sumbar masih jauh catatan waktunya dengan atlet daerah lain.

“ Saya jadi heran, atlet latihan di Cina berbulan-bulan kalah dengan catatan waktunya sama atlet puteri asal Padang Pariaman. Ini ke Cina pergi latihan apa liburan,” ujar Edy Susanto perwira menengah Polda Jawa Tengah itu.

Saat ini kata Edy Susanto, posisi Sumbar sudah terdepak dari urutan 10 besar. Artinya, Sumbar gagal lolos PON XX berdasarkan ranking yang dikeluarkan PB Porserosi.”Jadi janganlah oknum-oknum pengrus itu bangga pula pergi dengan uang pribadi, tapi hasilnya nol besar,”tambahnya. (almadi)

Tinggalkan Balasan