Padang – Tangis haru ratusan pegawai pecah dalam ruangan aula Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat di Jalan Khatib Sulaiman pada Selasa (8/11). Penyebabnya yakni karena Nofrijal yang dua tahun menjabat Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar pindah tugas ke tempat yang baru.
Pantas saja pegawai terharu dengan kepergian Nofrijal, karena sosok pria yang kalem ini sudah melakukan perubahan mendasar dilingkungan instansi BKKBN, baik itu perubahan dari segi lingkungan kerja, maupun berbagai program yang dijalani.
Perwakilan pegawai BKKBN Sumbar Hj Etna Estelita dalam kegiatan pisah sambut Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar mengakui selama dipimpin Nofrijal, banyak kenangan indah yang sudah dilalui selama Sudah 2 tahun 13 hari.
Kebersamaan yang sudah dirajut dengan baik diungkapkan Etna Estelita, tanpa terasa sudah akan diakhiri dengan kepindahan beliau ke BKKBN Pusat dengan jabatan baru Sekretaris Utama (Sestama) BKKBN.
Apalagi selama berada di Sumbar, banyak sekali inovasi yang sudah dilakukan untuk membuat BKKBN lebih baik lagi, seperti program Paduka dan Palinggam dengan mitra radio pemerintah maupun swasta. Disamping itu juga ditangan beliau BKKBN sudah melakukan peluncuran radio dan tv live streaming.
Untuk program sosialisasi ditengah masyarakat pun diakui Etna berjalan dengan efektif, karena adanya inovasi dimaksud. Seperti adanya mobil hiburan yang senantiasa menghibur masyarakat, program sosialisi dual pariwisata selama TdS.
Sementara program strategis di tengah-tengah masyarakat yang sudah dilakukan adalah membentuk Kampung KB internasional di Kabupaten Agam, membuat KB Maritim, program rintisan sekolah berwawasan kependudukan, program rintisan 3 bengkel pedesaan, dan pemberian award kepada ayah bunda genre Sumbar.
“Dari eksternal alhamdulillah sudah sukses dijalankan Pak Nofrijal. Dari internal pegawai, Pak Nofrijal membuat inovasi Sibentor atau aksi bersih-bersih kantor. Disamping itu juga beliau meminta pegawai benahi IT masing-masing, sehingga saat ini tak ada lagi pegawai yang gaptek. Pegawai juga diajarkan untuk berbicara di depan umum. Alhamdulillah semua berubah,”ucapnya dengan mata berkaca-kaca dan suara parau.
Sementara itu Nofrijal dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pegawai dilingkungan BKKBN Sumbar, sudah bekerjasama dengan baik untuk mensukseskan program yang sudah dicanangkan, walaupun dalam kondisi terseok-seok dengan segala keterbatasan.
Diakui Nofrijal, ada satu lagi pekerjaan yang belum dituntaskan selama di Ranah Minang. Tugas dimaksud adalah membuat Diklat BKKBN Sumbar menjadi diklat berstandar nasional dengan sertifikat ISO 9001. Seleibihnya program yang sudah dirancang, berjalan sesuai rencana.
“Memang satu diklat itu saja yang belum kesampaian. Padahal diklat itu perlu untuk membentuk fasilitator KB. Jadi jangan diabaikan, karena hampir 50 persen kepala perwakilan di Indonesia berasal dari fasilitator,”katanya.
Sejujurnya Ia sendiri merasa berat untuk meninggalkan Sumbar, karena pada Februari 2014, dirinya sendiri yang meminta kepada Fasli Djalal untuk dipindahkan ke Padang, agar bisa mengabdi kepada kampung halaman.
“Saya sendiri minta kepada Pak Fasli Djalal untuk dipindahkan ke Padang, sekalian pulang kampung. Ingin mengabdi menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk Ranah Minang. Waktu itu Pak Fasli Djalal tidak membolehkan, akan tetapi berkat kemauan keras akhirnya saya pindah juga ke Padang,”kenang Nofrijal.
Namun karena sudah diamanahkan oleh Kepala BKKBN Pusat saat ini Surya Candra Surapaty sebagai Sestama BKKBN, mau tak mau Nofrijal siap menjalankan amanah itu dengan baik.
“Mungkin inilah takdir saya. Ketika awal saya berkantor di Sumbar, secara tersirat apa pekerjaan pertama saya adalah membenahi internal kantor, hingga suasana lebih dinamis dan kondusif. Nah pekerjaan seperti itulah yang menjadi pekerjaan saya di Sestama saat sekarang ini,”pungkasnya.