Soal Demo Atlet Dayung, Wagub Panggil Ketua KONI Sumbar  

 

 

 

madaWakil gubernur Sumbar, Nasrul Abit memanggil Ketua KONI Sumbar, Syaiful untuk minta kejelasan persoalan demo atlet Dayung Sumbar. Aksi atlet itu membawa peralatan dayung menduduki kantor KONI jadi perhatian warga yang lewat di Jalan Rasuna Said, Padang.

Setelah sehari semalam atlet tersebut menduduki kantor KONI Sumbar, guna menuntut haknya yaitu, uang saku atlet berjumlah Rp 2.750.000 per orang setiap bulannya terhitung Januari 2020. Kemudian bonus atlet karena berhasil lolos Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 sebesar Rp 3 juta per atlet. Menurut pelatihnya, Eseneti semua hak atlet belum diterima sedangkan atlet lain sudah dapat.”Sekarang atlet mau lebaran. Kalau dhitung totalnya mencapai Rp 300 juta tumpukan hutang dengan biaya makan atlet,” jelasnya. Kamis (21/5/20).

Persoalan itu akhirnya jadi perhatian orang nomor dua Sumbar, ditemani Kadispora, Bustavidia dan Sekum KONI, Irnaldi Samin. Mereka langsung mendengarkan keluhan atlet melalui pelatih, Esneti dan Ketua PODSInya Ismunandi Sofyan yang juga anggota DPRD Sumbar.

Ketua PODSI Sumbar, Ismunandi menyebutkan masalah ini cuma tentang kejelasan menyangkut uang Rp 150 juta yang diberikan. Karena dalam copy kwitansi warna kuning tertera kegunaanya untuk dana pembinaan atlet.

“Kita diberikan uang Rp 150 juta dari KONI Sumbar. Tapi kegunaannya tidak dijelaskan secara rinci. Tentu pengurus dan atlet bertanya untuk apa uang ini. Sebelumnya saya pernah ditelpon Ketua KONI minta nomor rekening pribadi, karena dananya mau ditransfer, tapi tidak saya berikan nomor rekening tersebut,” ucap Ketua PODSI Sumbar Ismunandi Sofyan di depan Nasrul Abit.

Sebenarnya keinginan pengurus dan atlet, kata Ismunandi Sofyan ingin berdialog dengan Ketua KONI Sumbar, guna mengetahui kegunaan uang tersebut. Sebab apa yang diterima atlet dayung tidak sama dengan cabang olahraga lain. Pihak pengurus pun sudah mengirimkan surat kepada Ketua KONI Sumbar mempertanyakan hal ini sejak akhir April lalu. Tapi tak ada tanggapan sampai sekarang.

“Atlet cabor olahraga lain jelas rinciannya. Misal uang transportasi Rp 2,75 juta per orang perbulan. Sedangkan dayung dikasih uang gelondongan begitu saja. Di kwitansi yang diberi KONI hanya dijelaskan untuk uang pembinaan saja, ” Sebutnya. Ismunandi menjelaskan uang tersebut digunakan untuk pembayaran konsumsi atlet sebanyak 45 orang dari Januari hingga Mei.

Kemudian yang jadi masalah pembayaran dana Rp 600 juta, yang diberikan pertermin. Sedangkan pemberitahunan tidak ada sama sekali dari KONI. Padahal yang disepakati pada awal Maret lalu untuk uang persiapan dayung menuju PON. “Kalau dibayarkan ke konsumsi atlet, tentu mereka tidak dapat uang saku. Nah ini yang mau kita pertanyakan. Saya pun tidak diberitahu pembayaran per termin. Yang jelas Ketua KONI telepon saya bahwa uang sudah bisa dicairkan sebanyak Rp 592,5 juta kepada dayung. Teryanta cuma Rp 150 juta,”katanya.

Setelah mendengar penjelasan Ketua PODSI, kemudian Wagub Sumbar minta Sekum KONI, Irnaldi Samin memberi keterangan agar seimbang. Menurut Sekum KONI, kedatangan atlet dayung minta difasilitasi bertemu Ketua tentu tidak bisa. Karena Ketua sudah pulang dan tidak dikantor.

”Jadi saya bersedia mewakilinya apa yang harus disampaikan sama ketua,” ujarnya. Namun, belum selesai Sekum KONI bicara langsung dibantah oleh pelatih dayung, Esneti karena dinilai Irnaldi Samin pintar berbicara. Untunglah cepat wagub menengahinya.

Selanjutnya, Irnaldi menjelaskan persoalan uang Rp 150 juta tersebut. Menurutnya, cabor dayung dananya tersendiri beda dengan cabang olahraga lain.” Uang Rp 600 juta itu, dicairkan pertemin. Untuk termin kedua diberikan bulan Juni mendatang. Sisanya baru berangkat ke PON,” ucapnya.

Usai mendengar keterangan Sekum KONI, wakil gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengatakan, “baguslah diberikan pertemin jadi tidak habis uangnya. Sekarang Kadispora tolong cari Ketua KONI untuk menghadap saya. Guna mendengar penjelasan dari pihak Syaiful,” ucapnya. (almadi)

 

Tinggalkan Balasan