Tigo Nagari – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia turut merasakan duka mendalam atas musibah gempa bumi 6,1 Skala Richter yang melanda Pasaman dan Pasaman Barat. Para Senator Indonesia itu memberikan bantuan kepada korban gempa tersebut.
“Kami atas nama Anggota DPD RI turut merasakan kesedihan para korban gempa, baik yang kehilangan keluarga, harta dan benda serta harus hidup di pengungsian. Kedatangan kami untuk memberikan bantuan sebagai wujud kepedulian dan empati kami,” ungkap Ketua BK DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa, S.IP., MH usai menyerahkan bantuan kepada Bupati Pasaman H. Benny Utama, SH, MM di Posko Kemanusiaan yang bertempat di Kantor Camat Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Kamis 10 Maret 2012.
Leonardy yang datang bersama dengan anggota DPD RI lainnya Dr. H. Alirman Sori, SH, M.Hum., MM, menjelaskan bahwa bantuan yang mereka serahkan berupa uang tunai sebesar Rp30.000.000. Diharapkan dana itu dipergunakan sebaik mungkin oleh pemerintah daerah untuk menambah dana bantuan untuk membangun perumahan bagi korban gempa.
Menurut Leonardy, bantuan untuk perumahan ini sangat penting artinya bagi korban gempa yang kehilangan rumah atau rumahnya rusak dan tidak bisa dihuni lagi. “Mari kita bersama-sama, turut meringankan beban saudara-saudara kita ini. Tidak ada kata terlambat untuk bantuan apapun jenisnya meski hampir seluruh pengungsi sudah meninggalkan lokasi pengungsian,” ujarnya.
Lebih jauh Leonardy menjelaskan, Dana Task Force adalah dana yang dikumpulkan secara kolektif anggota DPD RI dari 34 provinsi. Dana ini digunakan untuk bantuan terhadap bencana signifikan/berdampak luas yang terjadi di daerah-daerah seluruh Indonesia. Senator dari daerah pemilihan yang terkena bencana, kata Leonardy mengajukan surat ke pimpinan DPD RI. Lalu pimpinan yang akan mengatur besaran dan mengkoordinasikan teknis penyaluran bantuan tersebut.
“Jadi bantuan tersebut merupakan Dana Task Force Anggota DPD RI. Dana yang berasal dari seluruh Anggota DPD RI, jadi bukan dana APBN. Iuran dengan besaran sesuai kesepakatan seluruh anggota,” ujarnya lagi. Bantuan untuk korban gempa di Pasaman, diterima oleh Bupati Pasaman H. Benny Utama, SH, MM.
Bersamaan dengan itu, Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas PPRA 62 juga menunjukkan kepeduliannya. Lewat perwakilannya, Dr. Alirman Sori diserahkan pula bantuan uang tunai Rp35.000.000. Selanjutnya Anggota DPD RI asal Sumbar yang didampingi Kepala Kantor DPD RI Perwakilan Sumbar Erdia Nova, S.Sos., MM, dan Kasubag Kepegawaian, Tata Usaha dan Rumah Tangga Taufik Hamidi, S.IP, bertolak ke Pasaman Barat. Di Rumah Dinas Bupati Pasaman Barat yang disulap jadi Posko Utama, diserahkan pula bantuan gempa sebesar Rp50.000.000.
“Alhamdulillah, untuk korban gempa Pasaman Barat, kita serahkan bantuan dan diterima oleh Pak Bupati Hamsuardi, S.Ag. Dari Pak Bupati kita dapatkan gambaran bagaimana kondisi terkini akibat gempa 25 Februari lalu dan rencana ke depan terhadap para korban gempa,” ujar Leonardy yang puas melihat banyaknya instansi, lembaga dan komunitas yang terus memberikan bantuan terhadap korban gempa.
Sebagaimana diketahui di Pasaman, Leonardy berharap juga agar Pasaman Barat menggunakan bantuan tunai yang diberikan untuk membangun hunian bagi korban yang rumahnya rusak berat.
“Kita dari DPD RI melihat, bantuan-bantuan seperti bahan makanan, pakaian dan lainnya sudah banyak, maka kita berikan bantuan untuk perumahan, penambah biaya untuk mendirikan rumah hunian bagi korban gempa,” tegasnya.
Baik Leonardy maupun Alirman menyebutkan pembangunan hunian sementara ini perlu segera dilakukan mengingat tak beberapa hari lagi akan memasuki Ramadhan. Keduanya mengajak, agar bersama-sama membantu korban gempa menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya di hunian sementara atau hunian tetap.
Dari data lapangan per 9 Maret 2021, di Pasaman terdapat korban meninggal 14 jiwa, luka-luka 75 orang dengan rincian 6 orang luka berat dan 69 luka ringan. Korban mengungsi 6.892 orang yang terdiri dari 3.021 berada di 11 lokasi tenda pengungsian dan 3.871 orang di tenda-tenda masyarakat.
Adapun kondisi rumah warga, fasilitas umum dan sekolah yang rusak terdampak adalah 4 mesjid dan 8 mushalla. Rumah rusak berat 498 unit, rusak sedang 425 unit dan rusak ringan 893 unit. Sekolah rusak terdiri dari 7 unit PAUD/TK, 21 unit SD dan 4 unit SMP.
Lalu ada empat buah jembatan yang rusak berat yaitu jembatan Kalimanang di Jorong Bukit Lintang Nagari Malampah, jembatan Batang Tapa Gadang Jorong Kampung Tabek Nagari Malampah, jembatan Batang Aia Cangkuak di Jorong Kampung Tabek Nagari Malampah dan jembatan Durian Rampak di Jorong Bungo Tanjuang Nagari Malampah.
Sementara di Pasaman Barat ada 11 korban meninggal dunia, 45 orang luka berat dan 336 luka ringan. Korban mengungsi berjumlah 11.936 orang. Diantaranya 1.997 jiwa di depan rumah dinas bupati, di MAN Kajai 692 jiwa dan Kampung Tengah Kajai 830 jiwa. Sisanya tersebar di 15 pos lapangan lainnya. Bangunan rusak di Kecamatan Luhak Nan Duo sebanyak 5 unit rumah dan 1 unit perkantoran.
Di Kecamatan Kinali 111 unit rumah, 24 fasilitas Pendidikan, 1 fasilitas Kesehatan, 1 rumah ibadah, 9 infrastruktur dan 1 perkantoran. Kecamatan Di Gunung Tuleh 2 unit rumah, 1 fasilitas Kesehatan dan 1 perkantoran. Di Kecamatan Talamau 1.215 unit rumah, 26 fasilitas Pendidikan, 10 fasilitas Kesehatan,26 rumah ibadah, 15 infrastruktur dan 5 perkantoran. Di Kecamatan Pasaman 691 unit rumah 25 fasilitas Pendidikan, 6 fasilitas Kesehatan, 13 rumah ibadah, 2 infrastruktur dan 34 perkantoran. Total sarana dan prasarana yang rusak 2.205 rumah, 75 fasilitas Pendidikan, 18 fasilitas Kesehatan, 40 rumah ibadah, 26 infrastruktur dan 42 fasilitas pemerintahan/perkantoran. Sarana dan prasarana yang rusak berat terdapat 892 unit rumah, 19 fasilitas Pendidikan, 6 fasilitas Kesehatan, 22 rumah ibadah, 16 infrastruktur dan 2 perkantoran. (nal)