Lampung — Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Gubernur Lampung Ridho Ficardo meninjau lokasi program padat karya tunai irigasi, di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Minggu (21/012018). Kabupaten Lampung Selatan menjadi lokasi pelaksanaan padat karya tunai ketiga yang dikunjungi Presiden Jokowi pada Januari 2018 ini, setelah Tegal, Provinsi Jawa Tengah dan Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.
Ketiga lokasi tersebut merupakan program padat karya tunai yang dananya menggunakan anggaran Kementerian PUPR. Tahun 2018, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran infrastruktur padat karya sebesar Rp 11,28 triliun, dengan porsi belanja upah Rp 2,4 triliun salah satunya Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) yang ditinjau oleh Presiden Jokowi.
Tujuan utama program ini adalah untuk membuka pekerjaan di desa dan pedalaman. Diperkirakan setiap desa yang melaksanakan program padat karya tunai bisa memberikan pekerjaan bagi 100-200 orang. “Kami harapkan dengan padat karya tunai, peredaran uang di desa serta daya beli meningkat. Di seluruh Lampung ada 151 titik dimulai seperti ini,” ucapnya.
Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi menghampiri dan berdialog dengan para petani yang tergabung dalam Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang tengah membuat saluran irigasi.
Para petani yang bekerja mendapatkan upah Rp 100 ribu per hari untuk tukang, dan Rp 80 ribu untuk pembantu tukang sesuai dengan standar upah lokal di daerah tersebut. Untuk pembayarannya, upah tersebut dibayarkan setiap pekannya.
Sementara itu Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan adanya program padat karya ini membuat para petani lebih memilih untuk membangun desanya di saat tidak musim bertanam, karena disini mereka memiliki pekerjaan.
“Biasanya para petani, setelah masa tanam, pergi ke kota untuk mencari pekerjaan lain. Tapi, dengan adanya program Padat Karya ini, mereka jadi tidak perlu pergi kemana-mana. Justru mereka membangun desanya lewat pembangunan saluran irigasi dan mendapatkan upah yang cukup,” ujar Menteri Basuki.
Sementara Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso mengatakan Kementerian PUPR mengalokasikan sekitar Rp 33,9 miliar untuk program padat karya tunai irigasi di Provinsi Lampung. Khusus di Desa Pasuruan, area irigasi yang ditangani seluas 143 hektar yang dikerjakan selama 50 hari kerja dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 153 orang.
Sebanyak 151 titik tersebut tersebar di 12 kabupaten di Provinsi Lampung diantaranya, Kabupaten Lampung Utara (14 lokasi), Lampung Selatan (8 lokasi), Lampung Timur (12 lokasi), Lampung Tengah (35 lokasi), Metro (12 lokasi), Tanggamus (14 lokasi), Pringsewu (16 lokasi), Pesawaran (3 lokasi), Tulang Bawang Barat (6 lokasi), Way Kanan (10 lokasi), Pesisir Barat (20 lokasi) dan Mesuji (1 lokasi).
Masing-masing lokasi akan mendapat alokasi Rp 225 juta dengan komposisi Rp 195 juta untuk pekerjaan fisik dan Rp 30 juta untuk tenaga pendamping. Tenaga pendamping yang direkrut berasal dari daerah tersebut yang salah satu tugasnya untuk membantu desain pekerjaan dan pembuatan laporan administrasi pekerjaan.
Selain P3-TGAI, program padat karya Kementerian PUPR lainnya untuk mendukung ketahanan pangan nasional yakni operasi dan pemeliharaan irigasi. Total anggarannya sebesar Rp 1,6 triliun dimana alokasi belanja upah Rp 664,2 miliar dengan 4.754 kegiatan dan menyerap tenaga kerja 53.136 orang.
Turut mendampingi Menteri Basuki adalah Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Imam Santoso, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Agung Djuhartono, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung Syafrudin dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (*)