Kuningan–Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Bendungan Kuningan yang dibangun di Desa Randusari Kecamatan Cibeureum Jawa Barat dapat mengairi 3000 hektar lahan pertanian di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Brebes.
Tak hanya itu, manfaat Bendungan Kuningan juga dapat memenuhi kebutuhan air baku dengan kapasitas sebesar 300 liter per detik bagi 300 ribu Kepala Keluarga (KK) baik di Kuningan dan Brebes.
Selain itu, manfaat lain Bendungan Kuningan adalah pengendalian banjir dan penghasil energi listrik tenaga air sebesar 500 KW.
“Jadi banyak manfaat dari pembangunan bendungan Kuningan ini. Pemerintah membangun semata mata untuk kepentingan masyarakat,”Ujar Presiden Jokowi didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau lokasi pembangunan Bendungan Kuningan Jumat (25/5/2018).
Presiden Jokowi mengatakan, Bendungan Kuningan seluas 221 hektar yang membendung Sungai Cikaro tersebut ditargetkan selesai pada akhir 2018. Progres pekerjaan hingga saat ini mencapai 80 persen. Selanjutnya setelah selesai akan dilakukan pengisian air bendungan (impounding) pada awal 2019.
Jokowi juga menyebutkan, tahun 2018 ini saja ada delapan buah bendungan baru yang akan selesai dibangun dan langsung diresmikan. Dengan demikian, target 65 bendungan hingga 2019 mudah mudahan dapat terlaksana.
Menteri PUPR M Basuki Hadimuljono mengatakan, pada periode 2015-2019 Kementrian PUPR membangun 65 bendungan yang terdiri dari 16 bendungan lanjutan dan 49 bendungan baru untuk mendukung ketahanan pangan dan air sebagai Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menteri Basuki merinci, delapan bendungan baru yang dibangun tahun 2018 yakni Bendungan Rotiklot di Nusa Tenggara Timur, Bendungan kembar Tanju-Mila di Nusa Tenggara Barat, Bendungan Gondang dan Logung di Jawa Tengah, Bendungan Sei Gong di Batam, Bendungan Sindang Heula di Banten, Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan dan Bendungan Kuningan di Jawa Barat.
Rata-rata progres delapan bendungan tersebut sudah 80-90 persen. Untuk Bendungan Rotiklot, Tanju dan Mila sudah selesai dan siap impounding.
Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso mengatakan tantangan dalam membangun bendungan adalah masalah pengadaan lahan. Namun bisa diatasi setelah adanya PP No.105 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua PP No. 24 tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan. Disamping itu dalam proses pengadaan lahan juga melibatkan tim penilai (appraisal) yang menilai besaran ganti rugi.
Seperti diketahui, biaya pembangunan bendungan yang membendung Sungai Cikaro, anak Sungai Cijalengkok senilai Rp 491,4 miliar yang tertuang pada nilai kontrak awal. Pekerjaannya telah dimulai sejak 2013 oleh kontraktor PT. Wijaya Karya – PT. Brantas Abipraya KSO.
Bendungan ini merupakan bendungan tipe urugan dengan panjang puncak 229 meter dan dilengkapi terowongan pengelak sepanjang 218,42 meter
Turut mendampingi Menteri Basuki yakni Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso, Dirut PT Wijaya Karya Tumiyana, Direktur Operasi I PT Wika Agung Budi Waskito, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung Bob Arthur Lambogia, Kepala BBPJN VI Atyanto Busono, Direktur Rumah Khusus Ditjen Penyediaan Perumahan Christ Robert Panusunan Marbun dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (ridho)