Pemko Payakumbuh Sudah Selesai Bedah 181 Rumah Tak Layak Huni

IMG-20180918-WA0003

Salah satu bentuk rumah bedah yang sudaj doselesa
Salah satu bentuk rumah bedah yang sudah diselesaikan oleh masyarakat

 

Payakumbuh – Pemerintah Kota Payakumbuh telah menuntaskan pekerjaan bedah rumah terhadap 181 rumah dari 309 rumah tidak layak huni (RTLH) yang ditargetkan selesai pada tahun 2018.

Bantuan RTLH berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebanyak 250 rumah. Sementara dari APBD Kota Payakumbuh sebanyak 59 rumah.

Hal itu dikatakan oleh Walikota Payakumbuh, Riza Falepi saat menghadiri peresmian dua rumah masyarakat yang selesai direhab di Keluruhan Payolansek Payakumbuh Barat, Senin (17/9).

Untuk sisa 128 lain yang belum dilakukan bedah rumah, Pemko Payakumbuh dikatakan pria jebolan Institut Teknologi Bandung (masih menunggu dana dari Kementrian PUPR.

Menurut Riza, beberapa tahun lalu total rumah tidak layak huni di Kota Payakumbuh mencapai 2600 rumah. Namun, berkat sokongan dari Kementrian PUPR secara berkesinambungan ditambah dana APBD, sampai saat ini rumah tidak layak huni yang tuntas dibedah sudah mencapai 1500 rumah.

“Untuk sisanya akan terus kita lanjutkan pada tahun-tahun selanjutnya. Mudah-mudahan ini tuntas selama periode saya, sehingga walikota selanjutnya bisa fokus terhadap pembangunan ekonomi rakyat,” sebut Riza.

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Pemukiman Kota Payakumbuh, Marta Minanda menyebutkan untuk setiap rumah yang dibedah, warga mendapat bantuan dana senilai Rp15 juta.

Sedangkan sisa lainnya adalah swadaya dari masyarakat, diantaranya bantuan dari tetangga, sanak saudara mereka dan bantuan lainnya.

Pemko Payakumbuh pun tidak memberikan bantuan dalam bentuk uang, melainkan dalam bentuk bahan bangunan.Agar tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.

“Sebagai contoh rumah yang diresmikan Pak Wali sekarang, untuk dua rumah ini kami perkirakan total dana yang dibutuhkan sekitar Rp60 juta lebih.Tapi untuk masing-masing rumah kami hanya berikan Rp15 juta, sisanya adalah swadaya dari masyarakat sekitar,” jelasnya.(ridho)

Tinggalkan Balasan