Nanda dan Nasi Kotak

68242201_102786117745263_7261188933160009728_n

            Mantan juara dunia angkat berat, Nanda Telambanua lama memandang nasi kotak yang sebentar lagi dilalap atletnya. Nafasnya sesak tak teratur. Dadanya berkecamuk menahan emosi. Dia coba sabar. Giginya gemeteran melihat nasi kotak yang terletak itu. Mau marah, tak mungkin.

            Ingatannya melayang ketika masih jadi atlet. Menjelang bertanding, menu makanan berlimpah, tak hanya nasi kotak, juga terdapat makanan lain. Sekarang, atletnya mau berlaga dituntut prestasi tinggi. Tapi dihargai sebungkus nasi kotak!

            Apakah pengurus PABBSI Sumbar tidak tahu yang bertanding ini tukang angkat. Cukupkah dengan sebungkus nasi kotak saja? Wajar, Nanda pelatih yang sudah kenyang asam garam cabor angkat mengangkat ini emosional. Dia bisa mengurut dada. Tak banyak bicara langsung dirogohnya kantongnya untuk menambah menu atletnya  karena hendak bertanding.

            Itulah Nanda Telambanua, pelatih sekaligus orang tua bagi atlet. Padahal dia bukanlah pelatih binaan KONI Sumbar yang saban bulan terima uang pembinaan. Bahkan, dia nyaris tak berangkat karena namanya hilang sebagai pelatih PABBSI Sumbar. Berkat kejelian, Ketua KONI, Syaiful melihat situasi, diberangkatkan jugalah Nanda atlet kesayangan mantan gubernur Sumbar, Azwar Anas itu.

            Sebelum bertolak ke medan laga, Nanda sempat optimis dengan atlet yang dia bina di Semen Padang Barbel Klub. Karena, ia selalu memperhatikan perkembangan atletnya dan kekuatan lawan yang dihadapi.”Saya yakin mereka bakal bikin kejutan pada Pra PON,” katanya.

            Masalah nasi kotak kata Nanda, bagi atlet angkat berat tidak cukup menunya sebanyak itu. Jangan dianggap sepele, cabor ini beda dengan yang lain karena banyak membutuhkan tenaga.”Saya berharap kejadian seperti ini jangan terulang. Apalagi pada PON nanti,”ujarnya.

            Dia dengan suara lantang meminta kepada Ketua KONI Sumbar, atlet yang lolos PON XX Papua jangan diserahkan ke PABBSI karena tak akan berkembang.”Jadi saya mohon agar mereka langsung di bawah binaan KONI Sumbar. Agar terjamin asupan gizinya dan kita bisa memantau perkembangannya tiap bulan,” saran Nanda.

            Karyawan PT Semen Padang ini alergi dengan namanya pengurus PABBSI Sumbar. Pasalnya, tidak satu pun kejelasan program kerjanya. Bahkan, menjelang mengikuti Pra PON usulan Nanda Telambanua agar digelar seleksi tidak digubris.”Jika dilakukan seleksi kita tahu siapa atlet yang pantas dikrim ke Pra PON. Ini kan tidak, asal main comot saja, lalu diberangkatkan ke Bandung,” ujarnya.

            Karena itu, kekuatiran Nanda sangat tepat, jika atletnya sampai diurus yang tidak berkompenten. Sebab, dia sudah keringat darah menciptakan atlet prestasi emas. Jika salah urus tentu akan hancur kerja keras selama ini.”Saya lebih percaya dengan pengurus KONI Sumbar. Karena punya dana untuk prestasi atlet. Maaf yang lainnya minggir sajalah,” sebutnya. (almadi)

Tinggalkan Balasan