Jakarta – Kawasan Cekungan Bandung di Bandung Selatan seperti Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang setiap tahunnya mengalami banjir rutin hinga 10-15 kali setiap tahunnya karena berada di dataran rendah, penyempitan alur sungai, dan terjadi peningkatan aliran air permukaan (run off) akibat konversi lahan yang pesar dalam 20 tahun terakhir di bagian hulu.
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam kunjungan kerjanya ke Kota Bandung, Senin (4/12/2017) menyempatkan diri untuk meninjau pembangunan kolam retensi Cieunteung di Kecamatan Baleendah.
“Salah satu solusinya dibuat kolam retensi. Kemudian nanti tahun depan, kontraknya sudah, dibuat terowongan air. Itu saya kira akan mengurangi banyak sekali banjir yang ada di Bandung ini,” kata Presiden Jokowi.
Dengan dibangunnya Kolam Retensi Cieunteung yang berfungsi untuk menampung debit banjir Sungai Citarum yang berada disebelahnya akan menurunkan tinggi genangan di daerah Dayeuhkolot dan Baleendah sekitar 1 meter dan mengurangi luas genangan dari semula 342 ha menjadi 41 ha. Luas kolam retensi 8,7 ha akan mampu menampung 220 ribu m3 dan dilengkapi 3 unit pompa pengendali banjir berkapasitas 3,5 m3/detik dan 1 unit pompa harian berkapasitas 1,5 m3/detik.
Kawasan kolam retensi juga akan ditata menjadi ruang terbuka hijau dengan adanya penataan rumput, pohon, tanaman hias, dan penerangan taman, dan fasilitas jogging track sehingga meningkatkan fungsi bantaran sungai yang memiliki fungsi sosial sebagai sarana untuk masyarakat saling berinteraksi.
Pembangunan kolam retensi Cieunteung merupakan paket pekerjaan tahun jamak APBN Tahun 2015-2018 di Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Citarum dengan anggaran Rp 202 miliar. Saat ini dalam tahap pelaksanaan galian kolam dan pembangunan rumah pompa. Konstruksi dilakukan oleh kontraktor PT. Nindya – Barata Joint Operation dimana progres pekerjaan saat ini sudah mencapai 57,13% dan direncanakan akan selesai Desember 2018.
Infrastruktur lainnya yang merupakan bagian dari rencana penanganan banjir di kawasan Bandung Selatan yang saat ini tengah dikerjakan adalah pembangunan kanal banjir Cisangkuy, normalisasi 4 anak Sungai Citarum yang mengalami sedimentasi akibat erosi di bagian hulu yakni Sungai Cikijing, Sungai Cikeruh, Sungai Cimande, dan Sungai Citarum Hulu. Pada tahun ini, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan tanggul penghambat atau cek dam sebanyak 140 buah.
Disamping itu Kementerian PUPR tengah melakukan proses lelang pembangunan terowongan air (tunnel) Nanjung di Kecamatan Margaasih yang akan mengurangi lama dan tinggi genangan banjir. Terowongan dibangun sepanjang 2 x 230 meter dengan diameter 2 x 8 meter yang mampu mengalirkan debit maksimum 469 m3/detik. Biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 360 miliar dengan masa konstruksi 2017-2019.
Penanganan banjir di Cekungan Bandung merupakan bagian dari upaya bersama antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten untuk memperbaiki Daerah Aliran Sungai Citarum dari hulu hingga hilir. (*/ridho)