Daerah  

Merasa Dicurangi oleh PT Sasindo, Warga Blokir Jalan ke Perkebunan

P_20170209_100304

Sekelompok warga yang mengaku pemilik lahan yang tergabung dalam kelompok tani Patikin, Kamis, (2/2), memblokir jalan menuju perekebunan PT Sasindo. Mereka menuntut perusahaan memberikan bagi hasil sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan.

Kelompok tani patikin ini adalah pemilik lahan pada areal perkebunan sawit yang kurang lebih seluas 30 hektar yang dikelola PT Sasindo tersebut. Menurut mereka perhitungan PT sasindo sudah tak sama dengan yang dulu.

Untuk itu, tim wartawan mendatangi narasumber yang tidak mau disebutkan namanya, dia mengatakan bahwa sesungguhnya kami dengan PT sasindo sudah bersepakat dengan cara formal diatas kertas, dengan pembagian hasil 65% untuk PT sasindo, 5%untuk nagari dan 30% untuk para pemilik lahan.

“Untuk  pembagian hasil pertama sampai ke 3 kami masih mendapati pembagian kami yang 30% itu. Tapi setelah itu, banyaknya pemotongan yang kami terima sampai sampai yang 30% tersebut menjadi 20%, kenapa bisa seperti itu, kami telah mencoba menyurtai PT sasindo, tapi juga tidak ada jawaban,” ungkapnya.

Semula, kata dia, kami diamkan saja, namun PT Sasindo masih juga memotong hasil bagian kami. Setelah ditanyakan lagi, dengan enteng pihak PT Sasindo mengatakan pemotongan 10%  itu untuk pemotongan transport dan PPN.

“Keterangan itu pun hanya kami dapati secara biasa saja, maka dari itu kami hentikan saja pemanenan ini untuk sementara,” tegasnya.

Selanjutnya masarakat kelompok tani patikin, menuju kantor camat setempat agar bisa menyelesaikan dan mendengarkan keluh kesah mereka. Camat yang akrab disapa pak dodi,  mempersilahkan perwakilan dari kelompok tani patikin untuk masuk dan menyampaikan uneg-uneg nya.

Pada pertemuan tersebut, maka disepati bahwasanya masalah ini akan dirapatkan kembali dalam waktu dekat, dengan syarat dihadiri oleh kelompok tani patikin dan koperasi lubuak tarok dan PT sasindo.

Sementara itu, Humas PT Sasindo, Roni, mengatakan, pihak PT Sasindo, melakukan itu sudah sepakat dengan koperasi lubuak tarok. “Tapi sayangnya ini tidak di sosialisasikan oleh koperasi tersebut kepada kelompok tani. Saya sebagai humas di PTSasindo juga bingung tapi saya akan mepertanyakan kembali dan menyampaikan keberatan kelompok tani Patikin kepada pimpinan saya semoga ada jalan keluar nya,” ungkapnya.

Salah seorang tokoh muda yang juga berprofesi sebagai wartawan, sebut saja namanya Gangga, mengatakan, PT Sasindo dengan kelompok tani patikin sebenarnya sudah seperti kawin siri, dimana HGU tidak ada.

“Jadi siapa yang rugi dengan masalah ini, tentang keuangan seharusnya sosialisasi PT Sasindo terhadap pemotongan hasil  harus dirapatkan dengan kelompok tani. Nah ini PT sasindo hanya menyandarkan kepada koperasi. Secara logika saja, koparasi tidak mempunyai hak untuk pemotongan, tapi sasindo lah yang punya hak,” ungkapnya lantang.

Disini, lanjut dia, bisa dicurigai kong kalikong permainannya ada apa? Kok tidak transpran. semetara itu, akunya, saya juga mengumpulkan informasi tentang PT sasindo ini, bahwasanya PT sasindo membuat rapat dengan koperasi tentang pemotongan itu di sebuah rumah makan, tapi kok sosialisasinya gak ada.

“Ini menimbulkan kecurigaan kami, ada apa kok tidak transparan. Kalau seperti ini terus kelompok tani pun merasa di bodohi. Maka dari itu kita mohon kepada pihak-pihak terkait tolong transparan,” ungkapnya mengakhiri.(Gangga)

 

Tinggalkan Balasan