Jakarta — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan (Korsel) Kim Hyun-Mee menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang Kerja Sama Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Karian-Serpong antara Ditjen Sumber Daya Air (SDA) dan Ditjen Cipta Karya (CK) Kementerian PUPR dengan Bank Ekspor-Impor Korea (K-Exim), dan Korea Water Resources Corporation (K-Water) yang berlangsung di Ritz Carltron, Mega Kuningan, Jakarta (9/11/17).
“Indonesia sudah lama bekerja sama dengan Korea dan terus meningkat terutama dalam pembangunan infrastruktur. Tidak hanya melalui APBN tetapi juga pembangunan infrastruktur dengan skema KPBU termasuk MoU yang ditandatangani akan membawa investasi Korea ke Indonesia,” kata Menteri Basuki.
Penandatangan dilakukan oleh Dirjen SDA Imam Santoso, Dirjen CK Sri Hartoyo, Presiden K-Exim Sung-Soo Eun, dan Presiden K-Water Hak-Soo Lee. Nota kesepahaman tersebut menjadi dukungan dalam pembangunan saluran pembawa air baku Karian-Serpong (Karian-Serpong Water Conveyance) yang terhubung dengan Bendungan Karian.
Saluran pembawa air baku Karian-Serpong tengah disiapkan Kementerian PUPR untuk mendistribusikan air baku ke beberapa Kabupaten dan Kota yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kota Serpong, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Jakarta bagian barat. “Penandatanganan MoU terkait pembangunan saluran air baku Karian-Serpong yang akan mensuplai air baku untuk Kota Tangerang, Tangerang Selatan, dan Jakarta bagian barat,” jelas Menteri Basuki.
Kementerian PUPR melalui APBN dan pinjaman Pemerintah Korea Selatan mendanai pembangunan Bendungan Karian dan saluran utama sepanjang 47,9 km yang akan mensuplai air ke Kabupaten Bogor, Lebak dan Tangerang.
Sementara untuk pembangunan instalasi pengolahan air dan jaringan perpipaan yang melayani Kota Tangerang, Tangerang Selatan dan Jakarta bagian barat akan ditawarkan kepada investor melalui skema kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU) sebagai prakarsa badan usaha (unsolicited project).
Setelah penandatanganan MoU, akan dilanjutkan studi kelayakan (feasibility study) saluran pembawa air baku Karian-Serpong oleh K-Water yang ditargetkan selesai bulan Januari 2018 dan dilanjutkan dengan proses lelang KPBU sehingga konstruksi bisa dimulai tahun 2018. Waktu penyelesaian pembangunan saluran air baku Karian-Serpong diupayakan bersamaan dengan selesainya Bendungan Karian, sehingga maka air bendungan dapat segera dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan air bersih.
Saluran pembawa air baku Karian-Serpong memberi manfaat akses air bersih bagi 160 ribu jiwa di Kabupaten Lebak, 1 juta jiwa di Kabupaten Tangerang, 600 ribu di Kota Tangerang, 80 ribu di Kabupaten Bogor, dan 1,28 juta jiwa di Jakarta bagian barat.
Selama ini, pemenuhan air baku Jakarta, berasal dari Bendungan Jatiluhur di sebelah timur Jakarta dan sebagian lainnya dipenuhi dari air tanah. Untuk mengurangi pengambilan air tanah yang berdampak negatif pada lingkungan, kebutuhan air bersih perpipaan bagi warga Kota Jakarta harus dipenuhi, salah satunya dari Bendungan Karian.
Progres konstruksi Bendungan Karian saat ini mencapai 48 persen dan ditargetkan selesai pada 2019. Bendungan Karian merupakan bendungan multifungsi dan menjadi salah satu proyek strategis nasional. Kapasitas tampungnya sebesar 314,7 juta meter kubik yang dimanfaatkan untuk meningkatkan pasokan air bagi lahan pertanian seluas 22.000 hektare di Provinsi Banten.
Dengan terjaminnya air irigasi dari bendungan, maka produksi gabah diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 162.800 ton gabah per tahun senilai Rp 500 miliar. Saat ini produksi gabah petani sebanyak 187.000 ton per tahun dan ditargetkan menjadi 349.800 ton gabah per tahun setelah bendungan beroperasi.
Selain itu juga bermanfaat menghasilkan listrik sebesar 1,8 MW bagi 10.000 kepala keluarga yang berada di 40 desa atau 4 kecamatan di sekitar bendungan, serta pengendalian banjir.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Basuki juga menyaksikan penandatanganan MoU antara PT PP dengan Hanwha E&C Corporation di bidang perumahan, MoU antara Korea Rail Network Authority dengan PT Jakarta Propertindo untuk pembangunan LRT di dalam kota Jakarta, MoU antara K-water dengan PT Tujo Una-Una untuk Konstruksi Bongka Hydroelectric di Sulawesi, dan MoU pengembangan Kawasan Lido, antara PT Posco E&C Indonesia dengan MNC Land.
Turut hadir dalam acara tersebut, Sekjen Kementerian PUPR Anita Firmanti, Kepala Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri Widiarto, Kepala Pusat Bendungan, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Ni Made Sumiarsih, Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku Kementerian PUPR Amir Hamzah, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (*/ridho)