Daerah  

Mengenang Pahlawan Seni ISI Gelar Lomba Tari Hoeridjah Adam

hoeridjah-adam

Padangpanjang-Hoeridjah Adam dikenal seorang seniman yang mengembangkan perpaduan seni tari Minang dengan pencak silat. Lahir pada 6 Oktober 1936 di Balaibalai Kota Padangpanjang, anak dari Syech Adam Balai-Balai dengan Fatimah yang mencintai seni. Tahun 1971 mendirikan Bengkel Tari di TIM,  pengajar di LPKJ TIM. memadukan seni tari Minang dengan pencak silat, alunan biola, bahkan mengawinkannya dengan unsur tari dari daerah lain

Mengenang 45 tahun wafatnya Hoeridjah Adam, Institut Seni Indonesia (ISI) Kota Padangpanjang gelar berbagai kegiatan lomba tari Hoeridjah Adam, lomba puisi dan lomba lukis Hoeridjah Adam, Hoeridjah Adam adalah seorang pahlawan seni Indonesia, selama 35 tahun mengabdikan diri untuk memperkenalkan karya tarinya, seperti tari piring dan lain-lainnya yang terus berkembang hingga saat ini.

“Selama 35 tahun Hoeridjah Adam berhasil menggetarkan dunia dengan tarian Minangkabau,  yang sangat populer tarian Minangkabau,  semasa PRRI, Hoeridjah Adam telah menampilkan 113 penampilan di semua pertunjuan di Minangkabau, di dunia internasional Hoeridjah Adam berkeliling dunia memperkenalkan tari piring dan silat asli Minangkabau,” ungkap Rektor ISI Prof. Dr. Novesar Jamarun, MS pada pembuakaan 45 tahun mengenang wafatnya Hoeridjah Adam di Kampus ISI Jum’at, 04/11.

Ditambahkan Novesar Jamarun, meski Hoeridjah Adam telah wafat sejak 45 tahun yang lalu, namun namanya lebih berkibar dari nama yang memiliki kehidupan saat ini, Hoeridjah Adam adalah pekerja keras dan tidak pernah menyerah dan siap dengan karya terbarunya dengan tingkat keyakinan yang tinggi.

“Untuk itu kepada generasi searang, calon-calon pengganti Hoeridjah Adam, jangan pernah puas dengan apa yang dicita-citakan, jangan pernah merasa ita yang paling hebat dan jadilah saya tidak akan pernah berhenti sampai titik seni saya betul-betul tidak mampu lagi mampu berpikir tentang seni,” harap Novesar Jamarun dihadapan mahasiswa yang menghadiri acara tersebut.

Sementara itu panitia pelaksana 45 tahun mengenang wafatnya Hoeridjah Adam, Dr Rasmida S.Sn menyebutkan, kegiatan tersebut berlangsung hingga 10/11 mendatang dengan rangkaian kegiatan diantaranya pada Sabtu, 05/11 dengan kegiatan lomba tari, puisi dan luis wajah Hoeridjah Adam tingkat SLTA se Sumatera Barat, Minggu 06/11 lomba tari kreasi baru untuk civitas akademika ISI dan pada 10/11 disi dengan kegiatan dialog seni budaya dengan tema meneladani tokoh Hoeridjah Adam, Cloosing ceremonial dalam rangka penutupan Festivak Kesenian Indonesia (FKI) yang berlangsung 8-10/11, Puisi yang dirangkai dengan tari piring kolosal, tari piring lilin dan tari sakato.

Peran Hoeridjah Adam sangat besar terhadap ISI Kota Padangpanjang, dalam mengembangkan seni Minangkabau yang diwarisi dan masih diajarkan di kampus ISI Padangpanjang hingga saat ini.

“Beliaulah yang mendobrak, bagaimana kita bisa menari di depan umum yang pada zaman dahulu perempuan tidak bisa menari di depan umum, kegiatan mengenang 45 tahun wafatnya Hoeridaj Adam adalah sebagai spirit untuk melanjutkan perjuangannya dalam mengembangkan, melestarikan dan mempertahankan nilai-nilai budaya Minangkabau yang kita cintai ini,” jelas Rasmida yang merupakan keturunan dari Hoeridjah Adam.

Bakat seni yang mengalir dalam diri Hoeridjah Adam berasal dari ayahnya, Syech Adam, ulama pendiri Madrasah Irsyadin Naas (MIN) Padangpanjang yang mempunyai minat besar untuk mengembangkan kesenian, tiga dari empat saudara kandung Hoeridjah Adam, yaitu Bustanil Arifin, Irsjad, dan Achyar, memilih mendalami dunia musik, Hoeridjah Adam  sendiri menekuni seni tari, di samping seni lukis dan pahat. Dalam seni pahat karyanya yang terkenal adalah tugu Pahlawan Tak Dikenal di Kota Bukittinggi.

Hoeridjah Adam menjadi dosen jurusan tari di Akademi teater Tari, Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) dan dosen tari Minang di ASKI (ISI sekarang-red) Padangpanjang. 10 November 1971, Hoeridjah hilang bersama 68 penumpang pesawat Merpati Nusantara Airlines jurusan Jakarta-Padang dan dinyatakan hilang di Kepulauan Katang-Katang. Jenazah para korban maupun bangkai pesawat tersebut tidak berhasil ditemukan hingga saat ini.

Atas jasa-jasanya, Taman Ismail Marzuki mengabadikan namanya untuk bengkel tari di komplek TIM. Bulan Mei 1977, pemerintah Indonesia memberikan Anugerah Seni dari Presiden RI. atas kontribusinya sebagai Pembina dan Seniman Tari Daerah Minangkabau dan pada tahun 2011 meraih Bintang Budaya Parama Dharma. (In)

Tinggalkan Balasan