Konstruksi Bendungan Lausimeme Sumut Dimulai Tahun 2018

IMG-20171127-WA0071

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan memulai konstruksi Bendungan Lausimeme di Provinsi Sumatera Utara tahun 2018.

“Desainnya sudah selesai dan pembangunannya dimulai pada 2018. Saat ini dalam tahap pelelangan. Pihak Kecamatan sudah sosialiasi kepada masyarakat. Diharapkan bisa selesai dalam waktu 4 tahun atau tahun 2021 sudah bisa dilakukan penggenangan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau ke lokasi yang akan dibangun bendungan di Desa Sibiru-biru, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Minggu (26/11/2017).

Menteri Basuki yang didampingi Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Wilayah II Roy Pardede sempat membuat video blog di lokasi tersebut. “Saya dan rekan-rekan BWS Medan sedang berada di calon lokasi Bendungan Lausimeme. Kita lihat hutannya masih bagus sekali,” katanya.

Sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo, Bendungan Lausimeme juga merupakan bagian dari program pembangunan 65 bendungan oleh Kementerian PUPR.

IMG-20171127-WA0069

Pembangunan Bendungan Lausimeme akan dilakukan dalam dua paket. Paket pertama dimulai dari persiapan, pembangunan jalan masuk, bendungan utama dan pekerjaan lain-lain. Paket kedua adalah pekerjaan jalan relokasi, bangunan pengelak, bangunan pelimpah, bangunan pengambilan, hidromekanikal dan bagunan fasilitas.

Kehadiran Bendungan Lau Simeme yang memiliki kapasitas tampung sebesar 22 juta meter kubik sangat diharapkan untuk mengendalikan derasnya aliran air di hulu Sungai Percut dan Sungai Deli. Sehingga nantinya akan mengurangi risiko banjir bagi warga Kota Medan dan Deli Serdang.

Selain itu juga bermanfaat untuk suplai air baku kepada PDAM Tirtanadi dengan kapasitas 3.000 liter per detik, sumber irigasi Bandar Sidoras seluas 3.082 hektare dan daerah irigasi Lantasan 185 ha. Manfaat lainnya adalah potensi pembangkit listrik (PLTA minihidro) sebesar 2,2 MW serta sebagai pariwisata.

*Bendung Sei Padang Untuk Atasi Banjir di Tebing Tinggi*

Menteri Basuki juga meninjau Bendung Gerak Sei Padang, di Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi. Konstruksi bendung yang bermanfaat bagi irigasi dan pengendalian banjir Kota Tebing Tinggi akan segera rampung dengan progres sudah mencapai 98%.

Bendung yang memiliki 9 pintu air ini akan memasok air irigasi pada Daerah Irigasi (DI) Bajayu seluas 4.000 ha, Paya Lombang 1.558 ha, dan Langau 2.000 ha.

“Ini untuk irigasi tentunya. Dimana dari tiga irigasi sederhana, kita jadikan satu hamparan atau satu sistem irigasi teknis dengan suplai air dari Bendung Sei Padang”, jelas Menteri Basuki.

IMG-20171127-WA0070

Ia menyatakan kepuasannya saat melihat langsung hasil pembangunan bendung dengan lebar 70 meter tersebut. “Mestinya bisa lebih baik lagi, tapi kita harus membina penyedia jasa kecil. Kalau semua dikerjakan penyedia jasa besar akan lebih bagus, tapi penyedia jasa kecil tidak akan ada kesempatan”, katanya

Bendung yang dibangun dengan biaya Rp220,52 miliar juga menjadi salah satu destinasi wisata air di Kota Tebing Tinggi. Untuk itu Menteri Basuki mendukung Pemerintah Kota Tebing Tinggi segera melakukan penataan kawasan agar makin cantik dan menarik untuk dikunjungi wisatawan.

“Di Kementerian PUPR, pekerjaan itu harus berjiwa seni. Bangunan-bangunan di sini, akan kita tata dengan muatan budaya lokal sehingga bisa dipakai untuk destinasi wisata, karena tidak jauh dari kota. Jadi, intinya Kementrian PUPR sangat mendukung Pemko Tebing Tinggi untuk menjadikan bendung ini menjadi wisata air,” tegasnya.(*/ridho)

Tinggalkan Balasan