KONI Sumbar Ajukan Anggaran Rp 51.5 Miliar Tahun 2019

FB_IMG_1532676969851 FB_IMG_1532676986335

Padang – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Barat usulkan anggaran Rp 51.5 Miliar untuk tahun anggaran APBD 2019. Usulan anggaran tersebut sudah disampaikan pada Rapat Dengar Pendapat KONI Sumbar dengan Komisi V DPRD Sumbar Rabu (25/7) di Kantor DPRD Sumbar.

Sebagai perbandingan, pada anggaran 2011 untuk Porwil di Kepulauan Riau dan Kejurnas Pra PON memakan anggaran Rp 18.5 miliar. Sementara anggaran 2015 untuk Porwil Babel dan Kejurnas Pra PON menghabiskan biaya Rp 23.2 miliar.

Ketua KONI Sumbar Syaiful kepada wartawan Jumat (27/7) mengatakan, banyaknya anggaran yang diajukan KONI Sumbar, karena ada dua kegiatan besar yang akan diikuti. Yakni ajang Porwil 2019 di Bengkulu dan Kejurnas Pra PON yang diikuti 25 cabang olahraga di 25 tempat.

Disamping itu juga sudah uzurnya peralatan latihan yang dimiliki KONI Sumbar serta perlengkapan pertandingan guna mengikuti dua ajang dimaksud. Karena mau tak mau harus dilakukan pembaharuan, sehingga latihan atlet menjadi maksimal dengan harapan prestasi atlet menjadi lebih optimal.

“Porwil diikuti 11 sampai 12 cabor. Kejurnas Pra PON diikuti sekitar 25 cabang olahraga. Perlengkapan dan peralatan atlet juga perlu pembaharuan. Karena sudah lama peralatan latihan tidak kita perbaharui. Butuh biaya yang besar memang kita akui pada tahun 2019 mendatang,”paparnya

Menurut Syaiful, anggaran yang diajukan ke Pemprov Sumbar yang sudah dibahas di DPRD Sumbar sudah direkomendasikan dan dirasionalisasi oleh Dispora Sumbar sebelumnya. Rasionalisasi anggaran Dispora juga cocok dengan kebutuhan KONI Sumbar.

“Anggaran KONI dibahas di Banggar DPRD Sumbar nantinya. Sekarang masih di Komisi V untuk pembahasan awal. Kita berharap setidaknya finalisasi anggaran yang disetujui mendekati rekomendasi
Rp 51.5 miliar. Jangan terlalu jauhlah kurangnya,”harap Syaiful.

Lebih lanjut Syaiful mengatakan, pada tahun 2020 KONI Hanya memikirkan anggaran guna kesiapan atlet menuju PON,kesiapan latihan, gizi atlet, try out atlet yang rencananya dilakukan satu bulan di Papua, keberangkatan kontingen, perlengkapan kontingen, dan keperluan lainnya selama PON.

Dia memprediksi anggaran KONI pada tahun 2020 itu bakal berkurang dibandingkan 2019, karena hanya fokus pada persiapan PON saja. Apalagi atlet yang bakal bertanding merupakan atlet yang lolos 4 besar di Kejurnas Pra PON atau finalis pada Porwil 2019.

KONI tak ingin keberangkatan atlet ke PON 2020 Papua terkesan hura hura. Sebab dari dua edisi PON sebelumnya di Riau dan Jawa Barat, KONI selalu memberangkatkan atlet dalam jumlah yang sangat besar.

“Anggaran untuk atlet pasti berkurang. Sebab kita sudah membuat kriteria atlet yang berangkat ke Papua adalah atlet di posisi 4 besar Kejurnas Pra PON dan finalis Porwil, kendati ongkos ke Papua sangat besar. Yang jelas kita tidak ingin ada kesan hura hura,”jelasnya.

Syaiful berpendapat, anggaran olahraga ini memang besar kebutuhannya. Namun ini adalah investasi dalam bidang SDM generasi muda Sumbar yang memang tidak bisa langsung dimanfaatkan. Manfaatnya akan terasa dalam lima tahun akan datang untuk bangsa dan negara. Karena tercipta generasi yang berkarakter bagus, sehat, dan otak brilian.(ridho)

Tinggalkan Balasan