Padang– Kenakalan remaja di Kota Padang kembali menjadi perhatian banyak pihak. Tawuran dan balap liar semakin marak, menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Berbagai imbauan dari aparat dan pihak sekolah seolah belum cukup untuk menekan aksi-aksi tersebut.
Seorang warga Andalas, Kota Padang, yang enggan disebut namanya, mengungkapkan keprihatinannya terhadap fenomena ini. “Buktinya kemarin di Simpang Haru, ramai anak-anak tawuran. Sudah ditertibkan polisi, sudah diimbau sekolah, tapi masih saja terjadi. Ini sangat meresahkan,” ujarnya.
Hal serupa dirasakan oleh W (45), warga By Pass Ketaping. Ia mengaku sering mendengar suara lemparan batu di tengah malam akibat tawuran remaja. “Sampai kapan ini akan terus terjadi? Di By Pass ini, hampir setiap malam kita khawatir,” ungkapnya.
Meningkatnya kasus tawuran remaja di Kota Padang juga menjadi perhatian tenaga pendidik. Salah satu guru di SMP 31 Padang mengimbau para orang tua untuk lebih mengawasi anak-anak mereka, terutama setelah salat Tarawih selama Ramadan.
Menyikapi fenomena ini, Ketua Forum Wartawan Parlemen Sumbar, Novrianto, yang juga Kabid Wushu Indonesia wilayah Sumbar, menyarankan agar orang tua mengarahkan anak-anak mereka ke aktivitas positif, seperti olahraga bela diri, Rabu(6/3/25).
“Remaja mudah terpengaruh oleh hal negatif, terutama jika mereka butuh pelepasan emosi dan aktualisasi diri. Orang tua bisa membimbing mereka ke olahraga seperti wushu, yang tidak hanya menyalurkan energi, tetapi juga membentuk disiplin dan karakter positif,” ujar Novrianto.
Ia menambahkan bahwa wushu bukan sekadar olahraga fisik, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti kesabaran, pengendalian diri, dan rasa hormat. Dengan latihan rutin, remaja dapat mengembangkan etika dan moral yang baik, sehingga terhindar dari perilaku destruktif seperti tawuran.
Sekretaris Umum Wushu Indonesia Kota Padang, Rahmat Fajri, juga menegaskan bahwa olahraga bela diri dapat membangun rasa kebersamaan dan tanggung jawab. “Dalam komunitas latihan, remaja belajar bekerja sama, saling mendukung, dan menghargai perbedaan. Ini menjadi dasar untuk membentuk karakter yang kuat,” katanya.
Sementara itu, Polda Sumbar terus berupaya menekan kenakalan remaja dengan meningkatkan patroli malam, terutama saat Ramadan. Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan, menegaskan bahwa olahraga bisa menjadi alternatif bagi remaja untuk menyalurkan energi mereka secara positif.
“Ayo para remaja, berolahraga! Itu membuat badan sehat, pikiran positif, dan emosi tersalurkan dengan baik,” ajaknya.
Dwi juga mengungkapkan bahwa patroli dalam rangka Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan (KRYD) terus dilakukan di lokasi-lokasi rawan. Tim kepolisian dikerahkan dengan kendaraan roda dua dan roda empat untuk memastikan keamanan masyarakat.
Ia menegaskan bahwa upaya pencegahan kenakalan remaja harus menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas pihak kepolisian atau sekolah, tetapi juga keluarga dan lingkungan sekitar.
Kenakalan remaja di Kota Padang, khususnya tawuran dan balap liar, masih menjadi masalah yang perlu perhatian serius. Peran orang tua, guru, dan aparat kepolisian sangat penting dalam membimbing remaja ke arah yang lebih positif.
Salah satu solusi yang diusulkan adalah olahraga bela diri, yang dapat membantu mereka mengembangkan karakter, disiplin, dan pengendalian diri. Dengan langkah kolaboratif, diharapkan angka kenakalan remaja dapat ditekan secara signifikan.(*)