Jakarta – Untuk mengurangi genangan di sebagian ruas Jalan Kaligawe, Semarang akibat intensitas hujan yang tinggi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Minggu malam (11/2) telah mengirimkan 5 mobil pompa dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, Jakarta. Sebelumnya telah dilakukan penambahan pompa submersible dengan kapasitas 200 liter/detik pada Sistem Sringin sebanyak 3 unit dan Tenggang sebanyak 5 unit.
“Kita akan pasang dua pompa permanen berkapasitas 12 m3/detik dan 10 m3/detik yang akan datang dan berfungsi bulan depan. Apalagi bila Tol Semarang-Demak sudah selesai dibangun, rob akan tertangani karena sekaligus berfungsi sebagai tanggul rob,”kata Menteri Basuki usai membuka acara Konsultasi Regional Kementerian PUPR di Semarang, Senin (12/02/2018).
Desain sebagian jalan tol Semarang-Demak berada di laut yang akan berfungsi sebagai tanggul menahan limpasan pasang air laut. Saat ini dalam tahap proses penetapan lokasi oleh Pemerintah Daerah dan nantinya akan dilakukan pelelangan dengan nilai investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 10 Triliun. “Kami targetkan pada Agustus 2018 sudah bisa dimulai konstruksinya,” ungkap Menteri Basuki.
Adapun genangan yang terjadi di ruas jalan Kaligawe terjadi sejak November 2017 hingga Februari 2018 ini bukan disebabkan oleh banjir rob melainkan genangan air hujan. Karena dari uji rasa didapatkan hasil tidak ada kandungan garam dalam air.
Sementara untuk penanganan permanen, sejak tahun 2017, Kementerian PUPR melalui BBWS Pemali Juana bekerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang tengah menyelesaian beberapa infrastruktur pengendali banjir.
Diantaranya pembangunan tanggul sepanjang 2.170 meter, normalisasi dan perbaikan parapet Kali Tenggang dan Sringin, pembuatan kolam retensi Banjardowo berkapasitas 30.000 m3, pembuatan kolam retensi Kaligawe berkapasitas 66.000 m3, pembuatan pintu muara Kali Tenggang dan pompa kapasitas 6 x 2 m3/detik, pembuatan pintu muara Kali Sringin dan pompa kapasitas 5 x 2 m3/detik. Sebelumnya tahun 2016, Kementerian PUPR telah menyelesaikan Polder Banger sehingga banjir dan rob di Pelabuhan Semarang hingga Semarang Tengah relatif bisa tertangani.
Diperkirakan seluruh pekerjaan pengendalian banjir dan rob Kota Semarang ini akan selesai pada Agustus 2018 atau lebih cepat 10 bulan dari rencana di dalam kontrak pada bulan Juni 2019. Hingga akhir Januari 2018, progres pekerjaan pada sistem Sungai Sringin yakni 36% sedangkan progress pekerjaan pada sistem Sungai Tenggang sebesar 57%.
Saat ini juga tengah dimulai persiapan pekerjaan infrastruktur pengendali banjir dan rob paket 2 berupa pembangunan tanggul dan kolam retensi di sekitar Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), tanggul penahan di Terminal Terboyo dan perbaikan alur Kali Tenggang.
Sambil menunggu selesainya pembangunan infrastruktur yang bersifat permanen, dilakukan penanganan untuk mengatasi banjir dan rob diantaranya penutupan sementara Kali Sringin Lama dengan dilengkapi tanggul dan pompa sebanyak 2 unit kapasitas 300 liter/detik, penutupan sementara Kali Sringin Baru dengan tanggul dan 2 pompa berkapasitas 300 liter/detik, pembuatan tanggul terminal Terboyo, penutupan sementara Kali Tenggang dengan pompa kapasitas 1 m3/detik, dan penutupan sementara saluran drainase Terboyo yang dilengkapi pompa kapasitas 800 liter/detik. (*)