Kementrian PUPR Fokus Pemulihan Lalu Lintas Jalan Raya Gubeng Surabaya

IMG-20181220-WA0010

Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya untuk dapat secepatnya memulihkan lalu lintas di Jalan Raya Gubeng, Surabaya yang mengalami ambles pada Selasa malam (18/12/2018).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan perbaikan Jalan Gubeng tidak akan memakan waktu lama. “Kami targetkan 3-5 hari jalan sudah bisa dilalui kembali, meski belum permanen,” kata Menteri Basuki di Yogyakarta, (19/12/2018)

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto yang mendampingi Menteri Basuki menyampaikan pekerjaan penanganan sementara Jalan Gubeng akan menunggu hasil investigasi Komite Keselamatan Konstruksi (Komite K2) dan Tim Kementerian PUPR.

Mengenai penyebab amblesnya jalan, Dirjen Bina Marga Sugiyartanto mengatakan terjadi karena adanya tanah di bawah jalan yang terambil oleh pekerjaan pembangunan rumah sakit.

“Kami tidak ingin menyalahkan siapa pun. Kami juga tidak ingin bicara status jalannya tetapi bagaimana kita segera menangani agar bisa berfungsi kembali,” kata Sugiyartanto.

Mengenai status kewenangan Jalan Raya Gubeng, dijelaskan bahwa ada bagian jalan yang menjadi kewenangan daerah dan ada yang merupakan jalan nasional yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.

Jalan Raya Gubeng yang masuk jalan nasional mulai STA 0+000 – 0+520 mulai Batas Ruas Jalan Stasiun Gubeng (Hotel Sahid) sampai Batas Ruas Jalan Biliton. Lokasi jalan yang ambles yakni di depan Bank BNI, tidak termasuk ruas jalan nasional.

Kementerian PUPR pada Rabu pagi, (19/12/2018), telah menerjunkan Tim Geoteknik Pusjatan Balitbang dan Komisi Keselamatan Konstruksi untuk menginvestigasi penyebab amblesnya jalan. Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga sebagai pembina penyelenggaraan jalan sesuai UU No. 34 tahun 2004 tentang Jalan, akan memastikan sistem jaringan jalan tidak terganggu akibat peristiwa ini.

Dari hasil pengamatan lapangan yang dilakukan Komite K2 dan Tim Kementerian PUPR disampaikan beberapa tindakan preventif agar amblesan tanah tidak meluas. Antisipasi yang perlu dilakukan adalah pengamanan segera terhadap gedung-gedung sekitar lokasi terkait musim hujan yang dapat mempengaruhi pola longsoran.

Metode pengamanan awal untuk mencegah kelongsoran susulan, terutama Gedung Elizabeth dan Gedung Bank BNI adalah menggunakan steel sheet pile yang dipasang kurang lebih 17 meter dari Gedung BNI dan Toko Elizabeth ke arah barat (RS Siloam) sepanjang lebar bangunan-bangunan terdampak untuk mendukung stabilitas bangunan tersebut.

Selain itu dilakukan pengamanan lokasi dalam radius 20 meter dari tepi tanah longsor dan memantau pergerakan tanah. Untuk mencegah gerusan tanah akibat air hujan di lokasi longsor agar segera menutup saluran air dan pipa PDAM yang terputus.

Pada sisi sebelah selatan dan utara area longsoran dipasang steel sheet pile untuk menahan melebarnya bidang longsoran. Pada lapisan dasar tanah eksisting yang sudah tergerus, disarankan menggunakan Geotextile untuk menambah daya dukung lapisan tanah urugan baru yang dipasang seluas area terkena dampak longsor. (*)

Tinggalkan Balasan