Kementrian PUPR Benahi Badan Usaha Jasa Kontruksi (BUJK), Agar Kesenjangan Dapat Diminimalisir

IMG-20181003-WA0024

Jakarta – Saat ini, ada 126.000 Badan Usaha Jasa Kontruksi (BUJK) yang ada di Indonesia. Komposisinya yakni, kontraktor kecil sebanyak 85%, kontraktor menengah 14%, dan kontraktor besar 1%.

“Dari komposisi tersebut, kesenjangan antara jumlah BUJK kecil dan menengah dengan BUJK besar masih besar. Hal ini perlu kita perkecil ke depannya dan tentu saja kita kaitkan dengan pekerjaan apa yang akan dilakukan,” kata Dirjen Bina Kontruksi Kementrian PUPR Syarif dalam satu Seminar Nasional yang diselenggarakan AKI, Rabu (3/10).

Pembenahan lain seperti disampaikan Syarif adalah memunculkan kontraktor spesialis yang masih minim serta masih rendahnya BUJK Asing di Indonesia

Ia menilai, masih sedikit kontraktor spesialis dan BUJK asing berkiprah di Tanah Air. Kondisi ini juga menjadi tantangan BUJK Indonesia. Apalagi, kontraktor spesialis hanya berjumlah 5.900 dari keseluruhan jumlah BUJK.

“Tantangan kita ke depan adalah bagaimana menghadirkan kontraktor spesialis karena semua pekerjaan yang umum ini kecenderungannya pasti membutuhkan yang spesialis,” tambah Syarif.

Sementara itu, dari 636 BUJK asing yang ada di Indonesia hanya sekitar 196 yang aktif. Sisanya, sebanyak 300 BUJK tidak aktif dan sekitar 30 yang sudah tutup karena dalam waktu tiga tahun ini tidak mendapat pekerjaan.

“BUJK asing dibutuhkan dalam menjalin kerjasama, agar kontraktor dalam negeri mendapat peluang di luar negeri,”pungkasnya (ridho)

Tinggalkan Balasan