Jakarta—Memanfaatkan momentum peringatan Hari Air Dunia (HAD) yang jatuh setiap tanggal 22 Maret, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat menjaga, merawat dan melestarikan lingkungan terutama yang terkait dengan keberadaan tampungan air seperti situ, danau, embung, dan waduk (SDEW).
Menjaga kelestarian SDEW sangat penting karena menjadi sumber air baku bagi keperluan sehari-hari. Peringatan HAD ke-26 kali ini mengusung tema “Nature for Water” yang digaungkan secara global. Adapun, di Indonesia, tema tersebut diadaptasi menjadi “Lestarikan Alam Untuk Air” sebagai tema nasional.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan peringatan HAD momentum seluruh masyarakat bekerja sama memelihara alam untuk keberlanjutan sumber daya air. Pada tahun ini, puncak peringatan akan dipusatkan di Danau Rawa Pening, Semarang, Jawa Tengah, pada 6-7 April 2018 mendatang.
Hal ini sekaligus menjadi bagian kampanye publik akan pentingnya penyelamatan SDEW. Saat ini, terdapat 15 danau di Indonesia yang sedang dalam kondisi krisis karena mengalami penyusutan luasan sehingga jumlah tampungannya berkurang dan pencemaran.
“Penanganan danau dilakukan dengan serius, karena memberikan manfaat yang sangat besar. Biaya penanganannya lebih murah dibandingkan pembangunan bendungan baru. Danau atau waduk bila didiamkan akan mati karena proses alami seperti terjadinya sedimentasi. Apa yang kita lakukan ini untuk memperpanjang umurnya,” tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
Beberapa danau yang tengah direvitalisasi ialah Danau Tempe di Sulsel, Danau Limboto di Gorontalo, Danau Batur di Bali, Danau Tondano di Manado, dan Danau Rawa Pening di Jawa Tengah.
Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso mengatakan Danau Tempe menjadi situs yang memiliki tingkat sedimentasi tertinggi. Kapasitas tampungnya pun menurun hingga 30-40%. Demikian disampaikannya saat acara kampanye peduli ‘Lestarikan Alam untuk Sumber Air’ dalam rangka HAD 2018 di kawasan Bunderan Hotel Indonesia (HI) tepatnya di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Minggu (25/3/2018).
Kondisi serupa terjadi di Danau Rawa Pening yang mengalami pertumbuhan eceng gondok masif. Bahkan pada 2016, tumbuhan air itu menutupi hampir 47% luasan danau. Pencemaran danau juga disumbang dari limbah deterjen, limbah ternak, dan limbah budidaya ikan yang berasal dari 600 unit keramba ikan disana. Padahal air Danau Rawa Pening menjadi sumber air baku masyarakat.
Kementerian PUPR melalui Ditjen Sumber Daya Air pun secara bertahap telah melakukan pengerukan sedimen, pembersihan eceng gondok dan penataan kawasan di Danau Rawa Pening.
Kampanye peduli air di Bundaran HI juga diisi penandatanganan dan pembacaan deklarasi aksi nyata guna melestarikan alam untuk air yang ditandatangani oleh Kementerian PUPR, Tim Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA), Perguruan Tinggi, Komunitas Hari Bebas Kendaraan Bermotor dan Aktivis Pecinta Lingkungan, Komunitas Peduli Sungai, Komunitas 3R (Reduce, Reuse, Recycle), Komunitas Sanimas dan Duta Sanitasi.
Dalam deklarasi tersebut para pihak bertekad sekuat tenaga mengajak masyarakat dalam satu aksi peduli sungai, situ, danau, embung, waduk, mata air dan air hujan. Peringatan HAD ke-26 di Bundaran HI dimeriahkan kegiatan sepeda sehat yang diikuti oleh para pejabat tinggi Madya, Pratama dan pegawai Kementerian PUPR. (*)