Karangasem – Ketersediaan air bersih dan sanitasi sangat dibutuhkan para pengungsi akibat meningkatnya aktivitas Gunung Agung yang saat ini dalam status Awas. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih disamping melalui pasokan dari PDAM Karangasem, Kementerian PUPR membuat sumur bor dengan debit air 10 liter per detik di lokasi pengungsian.
Hal tersebut disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai mendampingi Presiden Joko Widodo mengunjungi lokasi pengungsian di GOR Sweca pura, Kabupaten Karangasem, Selasa sore (26/9/2017).
“Ada tiga alat bor yang sudah kita bawa dan digunakan di lokasi pengungsian Ulakan, Pasar Manggis, dan GOR Swecapura untuk penyediaan air bagi pengungsi” ujar Menteri Basuki.
Untuk lokasi pengungsian GOR Swecapura, Menteri Basuki juga mengatakan akan memasang _exhaust fan_ untuk membantu sirkulasi udara di GOR tersebut.
Sebelum mendampingi Presiden Jokowi, pada siang harinya Menteri Basuki melakukan pengecekan kesiapsiagaan personil, alat berat, dan peralatan lainnya di Pos Siaga Bencana Kementerian PUPR di Tukad Unda, Klungkung.
Kepada para Tim Siaga Sapta Taruna yang bertugas, Menteri Basuki menginstruksikan agar kebutuhan air dan sanitasi pengungsi jangan sampai terjadi kekurangan. “Tim PUPR harus proaktif dalam membantu dan mengantisipasi, jangan hanya hadir di lokasi pengungsian tapi tidak ada kontribusinya,” jelasnya.
Selain sumur bor, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya juga membantu penyediaan mobil tangki air (MTA) dengan kapasitas 4.000 liter yakni 3 MTA di GOR Swecapura, 1 MTA di Ulakan dan 1 MTA di Pasar Manggis. Pengoperasiannya bekerjasama dengan PDAM setempat. Air yang dibawa MTA kemudian ditampung di hidran umum (HU) yang memiliki 4 kran. Jumlah HU yang sudah didistribusikan Kementerian PUPR berjumlah 60 buah.
Sementara itu untuk sanitasi dan peralatan lainnya, telah didistribusikan 60 unit WC knockdown, 1 mobil toilet, 1 truk armroll, 4 unit kontainer sampah, 10 unit genset dan pipa PVC 200 batang. Jumlah peralatan dan bahan untuk air minum dan sanitasi akan ditambah karena kebutuhannya meningkat.
Menteri Basuki juga menginstruksikan untuk dilakukan pemasangan bronjong dan pengerukan kantong lahar pada daerah yang bukan zona merah, untuk mengurangi limpasan lahar apabila terjadi banjir lahar dingin.
Selain perlengkapan untuk pengungsi, Kementerian PUPR melalui BBPJN VIII, Ditjen Bina Marga telah menyiagakan alat berat berupa excavator 3 unit, loader 3 unit, dumptruck 7 unit, crane 2 unit, grader 3 unit, chainsaw 6 unit, genset 1 unit
Untuk mengantisipasi jembatan tidak berfungsi, sudah disiapkan Bailey 250 meter, Bronjong 8250 unit, Aramco 250 buah, Sheetpile 200 batang, Boxculvert (1x1m) 228 unit dan alat komunikasi sebanyak 4 set.
Kesiapsiagaan peralatan juga dilakukan BWS Bali Penida, Ditjen SDA berupa alat berat berupa Excavator 3 unit, Loader 1 unit, dumptruck 3 unit, trailer 1 unit, Bronjong 1500 unit, geobag 2000 unit, alat komunikasi 1 set, Genset 3 buah dan Chainshaw 4 buah.
Turut mendampingi Menteri Basuki yakni Inspektur Jenderal Rildo Ananda Anwar, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Danis H. Sumadilaga, Kordinator Pos Siaga Bencana Pusat Kementerian PUPR yang juga Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi Industri dan Lingkungan Khalawi AH, Kordinator Pos Siaga Bencana Gunung Agung yang juga Kepala BBPJN VIII Ketut Darmawahana, Kordinator Lapangan yang juga Kepala BWS Bali Penida Ketut Jayada dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.(rel/ridho/reri)