Profil  

Husnul Amri Pantang “Patah Arang”

husnul-amri

Padang – Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.Jika belajar dari kegagalan dan bersungguh-sungguh menggapai impian, maka alamat keberhasilan bakal diraih dengan hasil yang memuaskan.Kalimat tersebut sangat pantas rasanya dialamatkan bagi Husnul Amri pegulat Sumatera Barat.

Kendati gagal mempersembahkan medali emas di PON XVIII Riau tahun 2012 lalu, tak membuatnya patah arang dan terus bersemangat menjalani latihan di Gedung Beladiri Komplek Gor H.Agus Salim Padang.

Latihan sembari menjalani kuliah pun dilakoni oleh pria dengan tinggi 175 cm ini.Alhasil keduanya berakhir dengan happy ending bagi pria yang pernah bersekolah di SMAN 5 Padang ini.

Dibawah tempaan Ediswal, Arnaldi, Nofrimet, dan Ilmarizal, hasil latihan yang dijalani selama empat tahun belakangan pun tak sia-sia di dapat.Husnul Amri akhirnya berhasil meraih medali emas cabang olahraga gulat di arena Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Provinsi Jawa Barat yang baru-baru ini dilaksanakan.

Bahkan kado terindah lainnya yang didapat oleh pria kelahiran 9 Maret 1991 ini, dirinya juga berhasil menamatkan perkuliahan di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) pada Universitas Negeri Padang (UNP) pada 18 September lampau.

Kepada Sumbar Post Husnul Amri mengaku sangat senang dengan apa yang terjadi di Bulan September 2016 ini. Pasalnya Ia memperoleh dua momen spesial yang tak akan pernah terlupakan dalam sejarah hidupnya.

“Alhamdulillah, Allah memberikan dua momen spesial kepada saya di Bulan September.Momen pertama saya menamatkan kuliah S.1 di FIK UNP yang sudah lama saya tunggu.Momen kedua saya mendapat medali emas di PON,”ujarnya dengan nada terharu.

Diakui pria yang akrab disapa Amri ini, dirinya sudah lama menginginkan, membayangkan, dan mencita-citakan medali emas di PON.Penantian empat tahun pasca meraih medali perunggu di PON XVIII Riau terbayar sudah.

Husnul Amri mengakui kiat untuk meraih medali emas adalah berkat doa restu kedua orang tua dan seluruh keluarga. Disamping itu juga karena latihan disiplin, keras dan serius.Serta yang paling penting adalah niat dari hati untuk berjuang habis-habisan diatas matras.

Kedepan dia berharap agar pemerintah memberikan perhatian lebih kepada atlet berprestasi untuk dibukakan lapangan kerja selebar-lebarnya.”Saat ini saya belum ada pekerjaan.Apalagi saya juga sudah wisuda, muah-mudahan pemerintah mau memfasilitasi saya untuk mencarikan pekerjaan,”pintanya.(Ridho)

Tinggalkan Balasan