Daerah  

GUSMAL MANJAPUIK NAN TATINGGA

img_99341

Mantapkan Niat Kembangkan THKT Arosuka

Saat Gusmal menjadi Bupati Solok periode 2005 – 2010, ia pernah mewujudkan Taman Hutan Kota Teradu (THKT) Sukarami. Namun, setelah jabatanya berakhir, pembangunannya ikut terbengkalai. Kini, ia berusaha manjapuik nan tatingga. Tahun tahun 2017 pembangunan THKT dilanjutkan dan dibenahi sedemikian rupa, se­hingga layak untuk dikunjungi dan disinggahi.

            Bupati Solok H. Gusmal Dt Rajo Lelo, S.E., M.M tak hanya dikenal sebagai kepala daerah yang sukses sebagai manager bagi daerah yang dipimpinnya, namun ia juga tak obahnya bagai seorang sutradara yang bertugas menafsirkan naskah dan mengaktualisasikan ke dalam bentuk seni garap teater secara utuh dari pesinggungannya dengan naskah yang memunculkan interpretasi sampai mengaktualisasikannya ke dalam seni pertunjukan.

Sebagai seorang sutradara tentu perannya sangat vital dalam kemajuan sebuah kelompok teater, karena sutradaralah yang akan membuat konsep rangka bangun dari kelompok teater tersebut.

Bahkan Sang Sutradara pula yang akan bertanggungjawab dari bangunan tersebut, sebagai upaya mengangkat naskah dengan pandangan-pandangan hidupnya, prinsip-prinsip keseniannya, gaya, hal-hal yang berpengaruh dalam caranya berekspresi, dan berkreasi di bidang artistik.

Ini telah dibuktikan oleh pria kelahiran Koto Gadang Guguak, Gunuang Talang, 22 Juni 1954 ini di periode awal ia menjadi bupati di Kabupaten Solok, pada 2 Agustus 2005 hingga 2 Agustus 2010.

Di masa kepemimpinannya itu, Gusmal sempat merealisasikan ide bernasnya membangun taman rekreasi dan pemandian air panas Taman Hutan Kota Teradu (THKT) Sukarami, di Kecamatan Gunung Talang, dengan mengalirkan air panas dari lokasi pemandian Air Hangat Bukit Gadang, di Nagari Sungai Janiah.

Bahkan kala itu Gusmal telah menganggarkan dana sekitar Rp10 miliar untuk tahap awal pembangunan THKT Sukarami itu. Namun karena ada keperluan yang dinilai lebih penting, saat itu ia terpaksa memangkas anggaran untuk dipergunakan kepada keperluan yang lebih penting.

Intinya, pembangunan THKT Sukarami sempat terhenti hingga Gusmal mengakhiri masa kepemimpinannya. Bahkan, walau tampuk kepemimpinan sempat berganti pada pasangan kepala daerah lain, nasib THKT itu tak kunjung jua berobah, artinya pembangunannya tak kunjung dilanjutkan.

Namun kini, ketika Gusmal kembali dipercaya untuk memimpin Kabupaten Solok bersama wakilnya Yulfadri Nurdin, pria yang juga pernah menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Solok pada tahun 2004 ini, berupaya manjapuik nan tatingga.

Sebagai sutradara yang membuat konsep rangka bangun taman rekreasi dan pemandian air panas Taman Hutan Kota Teradu, Sukarami itu, pria yang pernah meraih penghargaan Wana Lestari Kabupaten Peduli Kehutanan oleh Menteri Kehutanan RI tahun 2009 itu, tak mau keberadaan THKT Sukarami “menghalangi pandangan” mayarakatnya.

Untuk itu, Gusmal pun menelorkan kreativitasnya untuk mewujudkan “set dekor” Taman Hutan Kota Teradu Sukarami, di Kecamatan Gunung Talang, yang dipernah digagasnya tahun 2007 lalu.

Langkah pertama yang dilakukan Gusmal adalah mengeksplorasi Taman Hutan Kota Teradu itu untuk menimbulkan daya tarik masyarakat atau wisatawan.

Mengambil momen Hari Bumi ke 46 tingkat Provinsi Sumatra Barat, yang dipusatkan di Kabupaten Solok, Gusmal pun memanfaatkan sebagai langkah awal “kebangkitan” THKT Sukarami tersebut, dengan memusatkan kegiatan tersebut di kawasan THKT, pada Sabtu (17/12).

Dalam mempe­ringati Hari Bumi tersebut, Pemprov Sumbar memberikan bantuan bibit dari Dinas Kehu­tanan sebanyak 1.500 batang dengan Jenis Lengkeng, Sirsak, Sukun, Belimbing, Matoa dan Durian. Kemudian ditambah ban­tuan bibit buah-buahan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan seba­nyak 500 batang dengan perin­cian 250 batang Jeruk Gunung Emas dan 250 batang Jeruk Nipis.

Bantuan bibit itu diserahkan secara simbolis oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Barat, Hj. Nevi Zu’airina Irwan Prayitno kepada Bupati Solok H Gusmal dan Ketua TP PKK Hj Desna Devi Gusmal.

Gusmal kepada wartawan tabloid ini mengatakan, Pemerintah Kabupaten Solok tidak hanya memandang menanam dan meme­lihara pohon sebagai langkah antisipasi meminimalisasi resiko bencana. Melainkan melihatnya sebagai peluang untuk mening­katkan ekonomi kerakyatan seka­ligus sebagai upaya mewujudkan Taman Hutan Kota Terpadu Aro­suka sebagai salah satu destinasi wisata halal berkualitas.

Diungkapkannya, setelah la­ma terbengkalai, pada tahun 2017 mendatang, pembangunan Taman Hutan Kota Terpadu Aro­suka akan dilanjutkan kembali.

“Master plannya sudah selesai dan lahan seluas 14 hektar itu akan dibenahi sedemikian rupa, se­hingga layak untuk dikunjungi dan disinggahi,” kata Gusmal.

Lebih jauh dikatakan oleh pria yang pernah meraih penghargaan Pelaksanaan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) oleh Gubernur Sumbar pada tahun 2007 ini, Taman Hutan Kota Terpadu tersebut akan dilengkapi dengan tempat penginapan keluarga, arena ber­main untuk anak-anak, air man­cur, kolam pemandian air panas, kolam pemandian anak-anak dan kolam pancing.

Untuk menyalurkan bakat generasi muda, kata Gusmal menambahkan, Taman Hutan Kota Terpadu juga menyediakan fasilitas seperti amphiteatre, baik dalam bentuk medan nan bapa­neh, maupun dalam bentuk stage, camping ground, out bond, war game dan hiking track.

Di samping menyediakan restouran, café bamboo, dan souvenier mall, Taman Hutan Kota Terpadu juga dilengkapi dengan kebun binatang mini yang menampilkan berbagai species burung dan plasma nutfah Kabu­paten Solok, seperti ayam kukuak balenggek.

“Saat ini orang berkunjung ke Arosuka baru hanya bisa me­nyaksikan Tugu Ayam Kukuak Balenggek. Dengan adanya kebun binatang mini, ke depan orang akan melihat yang aslinya,” kata Gusmal memastikan.

Sementara itu, Ketua Tim Peng­gerak PKK Kabupaten So­lok, Hj Desna Devi Gusmal SH mengatakan, dalam memperingati Hari Bumi ke-46 tersebut,  Kabupaten Solok mendapat bantuan bibit dari Pemprov Sumatera Barat seba­nyak 1.500 batang yang terdiri dari lengkeng, sirsak, belimbing, sukun, jeruk gunung emas dan jerik nipis.

“Dari 1.500 batang bibit itu, 26 batang diantaranya ditanam di lokasi Taman Hutan Kota Terpadu Arosuka, sedangkan sisanya akan dibagikan ke nagari-nagari binaan TP PKK Kabupaten Solok,” ungkap Hj Desna Devi.

ATASI BENCANA ALAM

Bupati Solok, H. Gusmal Dt Rajo Lelo sa­at memperingati Hari Bumi ke-46 tahun 2016 Tingkat Provinsi Sumatera Barat di Taman Hutan Kota Terpadu (THKT) Aro Suka, mengatakan, peristiwa bencana  alam diduga akan terus meningkat karena, dipicu fenomena perubahan iklim global dan degradasi lingkungan.

“Oleh karena itu, bumi perlu dijaga agar tak binasa, dan resiko bencana harus ditekan se­kecil mungkin. Salah satu­nya dengan menanam dan memelihara  pohon,” ujarnya.

Gusmal mengatakan, pohon sebagai unsur utama pembentuk hutan merupakan solusi terbaik dan terpenting dalam menangani dampak perubahan iklim, yang salah satunya dapat meng­akibat­kan kekeringan dan datangnya beragam bencana.

“Pohon sangat bermanfaat dalam menahan laju air dan erosi. Juga sangat membantu menjaga kesuburan tanah, mampu meng­hasilkan oksigen dan mengurangi karbon dioksida, serta ber­kon­tribusi dalam menciptakan ling­kungan yang nyaman. Namun lebih dari semua itu, pohon memiliki peran strategis sebagai penyedia makanan atau produsen pangan,” terang Gusmal.

Apabila pohon yang ber­fungsi sebagai produsen pangan sempat terganggu keberadaannya atau terancam kepunahan, ujar Gusmal menerangkan, maka dipastikan semua makhluk lain yang hidup di muka bumi ini akan terancam kepunahan pula.

Namun demikian, kata Gusmal, Pemerintah Kabupaten Solok sendiri tidak hanya memandang menanam dan meme­lihara pohon sebagai langkah antisipasi meminimalisasi resiko bencana, namun bisa membuka peluang untuk mening­katkan ekonomi kerakyatan melalui upaya mewujudkan Taman Hutan Kota Terpadu Aro­suka sebagai salah satu destinasi wisata halal berkualitas. ‎(Zul muncak)

 

 

Tinggalkan Balasan