Sumbarpost.com- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan simulasi penanggulangan gempa dan tsunami yang digelar Pemerintah Kota Padang. Langkah ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi bencana alam di wilayah pesisir.
Sekretaris DPRD Provinsi Sumatera Barat, Maifrizon, menyampaikan bahwa gedung DPRD Sumbar telah dijadikan salah satu titik evakuasi utama bagi warga saat simulasi berlangsung. Menurutnya, gedung tersebut sangat representatif dan memenuhi syarat sebagai tempat evakuasi sementara (TES) ketika terjadi gempa maupun tsunami.
“Gedung DPRD ini ramah gempa dan memiliki halaman yang luas. Lokasinya sangat memadai untuk dijadikan tempat penyelamatan diri bagi warga,” ujar Maifrizon saat melakukan monitoring kegiatan simulasi gempa dan tsunami di Gedung DPRD Sumbar, Rabu (5/11/2025).
Ia menambahkan, DPRD Sumatera Barat mendukung penuh langkah Pemerintah Kota Padang dalam menyelenggarakan Tsunami Drill berskala besar tersebut. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya mengedukasi masyarakat, tetapi juga menguji kesiapan seluruh unsur, termasuk lembaga pemerintahan dan fasilitas publik.
Salah seorang anggota Komunitas Siaga Bencana (KSB) Ulakkarang Utara, Elfin, menyampaikan apresiasinya kepada DPRD Sumbar atas dukungan dan fasilitas yang diberikan selama pelaksanaan simulasi.
“Kami sangat berterima kasih kepada Sekretaris DPRD Sumbar karena telah menerima kami dengan baik. Fasilitas seperti pengeras suara, pagar, dan pintu gedung disiapkan agar kegiatan berjalan lancar,” ungkap Elfin.
Ia juga menegaskan bahwa gedung DPRD Sumbar memenuhi semua kriteria sebagai tempat evakuasi sementara, baik dari segi ketinggian, kekuatan bangunan, maupun luas area.
“Halamannya sangat luas dan aman. Gedung ini benar-benar layak menjadi tempat penyelamatan diri bagi warga,” tambahnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Padang melibatkan sekitar 200 ribu warga dari 55 kelurahan di delapan kecamatan dalam simulasi besar ini. Tujuannya untuk menguji kesiapan masyarakat, petugas, serta infrastruktur pendukung ketika gempa dan tsunami terjadi.
Delapan kecamatan yang terlibat yakni Bungus Teluk Kabung (6 kelurahan), Koto Tangah (11 kelurahan), Nanggalo (6 kelurahan), Padang Barat (10 kelurahan), Padang Selatan (11 kelurahan), Padang Timur (3 kelurahan), dan Padang Utara (7 kelurahan).
Kegiatan ini juga melibatkan unsur lintas sektor, mulai dari TNI-Polri, Basarnas, BPBD, Pemadam Kebakaran, Dinas Perhubungan, hingga ASN Pemerintah Kota Padang. Peserta berasal dari berbagai kalangan, seperti pelajar, mahasiswa, karyawan hotel, rumah sakit, hingga pelaku usaha di wilayah pesisir.
Tepat pukul 10.00 WIB, sirene tanda peringatan gempa dan tsunami dibunyikan. Petugas segera memberikan arahan agar masyarakat melakukan evakuasi mandiri ke titik-titik aman dalam waktu 20–30 menit.
Simulasi ini menjadi bagian penting dari upaya membangun budaya tanggap bencana di Kota Padang, yang menurut kajian risiko bencana tahun 2023, termasuk dalam wilayah dengan potensi tinggi terdampak gempa dan tsunami.
Dengan dukungan penuh DPRD Sumatera Barat, kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat sinergi antara pemerintah, lembaga legislatif, dan masyarakat dalam membangun daerah yang tangguh terhadap bencana.(putra)
