Indeks

Cegah Banjir, Komplek Istana Kepresidenan Direhab

Jakarta — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan rehabilitasi drainase di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta untuk meminimalisir risiko kembali terulangnya banjir di lokasi tersebut. Nantinya air hujan yang jatuh di komplek istana tidak akan langsung dibuang ke Sungai Ciliwung Lama yang berada disampingnya tetapi ditampung di dua penampungan (modular tank) dengan kapasitas 57 m3 dan 292m3.

Pada saat debit sungai kembali normal, air akan dibuang ke sungai atau dimanfaatkan lagi untuk keperluan lain misalnya menyiram kebun Istana Kepresidenan.

“Mudah-mudahan setelah pekerjaan drainase ini selesai, kawasan Istana Jakarta terbebas dari banjir,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat melakukan peninjauan pekerjaan drainase tersebut di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (26/12/2017).

Rehabilitasi drainase dilakukan dengan perbaikan saluran utama menggunakan box culvert sepanjang 1.535 meter, pemasangan U Ditch sepanjang 2.172 meter, pembuatan area pemanen hujan (rain harvesting) dan pengadaan pompa dengan kemampuan total 750 liter/detik. Pekerjaan rehabilitasi dibagi dua yakni wilayah barat dan wilayah timur.

Untuk wilayah barat dimulai dari gedung ex.binagraha, perkantoran kepala sekretarian presiden, depan istana negara sampai dengan masjid. “Semua pemasangan drainase sudah selesai dan akan dilakukan pengaspalan,” katannya.

Sementara untuk wilayah timur, mulai dari biro umum, kantor presiden sampai istana merdeka, sebagian besar sudah terpasang. Dari rencana pemasangan 62 titik manhole, tinggal 10 titik dalam dalam pengerjaan. “Mudah-mudahan dalam dua atau tiga hari bisa selesai dan setelah itu dilakukan pengaspalan,” Jelas Menteri Basuki.

Rehabilitasi ditargetkan selesai pada 31 Desember 2017 dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan. Menteri Basuki menambahkan, pada tanggal 11 Januari 2018, Presiden RI Joko Widodo akan menerima tamu negara sehingga perapihan dan pembersihan pekerjaan perlu segera diselesaikan.

“Harus tuntas sebelum tanggal tersebut karena akan ada banyak tamu negara yang datang. Kami akan pastikan jalan di sekitar Istana Merdeka juga akan mulus kembali,” ujarnya

Dalam mengerjakan proyek pemasangan drainase di Istana Merdeka, Menteri Basuki mengaku tidak ada teknologi khusus yang digunakan. Hanya saja, pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kegiatan di istana bahkan baru bisa dilakukan setelah Presiden Jokowi pulang. Selain itu, banyaknya tamu negara yang datang ke Istana membuat pekerjaan proyek tidak bisa dilakukan selama 24 jam.

“Tapi sekarang sejak Presiden Jokowi berkantor sebulan di Istana Bogor, pekerjaan dilakukan 24 jam. Kabel utilitas yang berada di dalam tanah ditata lagi,” kata Menteri Basuki.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Sri Hartoyo mengatakan, sampai dengan minggu ke-24 atau 18 Desember-25 Desember 2017 progress pekerjaan sudah mencapai 93 persen. “Untuk mengantisipasi lapangan yang becek, maka kami akan menyediakan mobil semprot air untuk membersihkan lumpur atau tanah yang berceceran sehingga tetap terlihat bersih. Beberapa gundukan tanah di seksi timur juga akan segera diangkut dan dibersihkan besok,” katanya.

Sebagai kontraktor adalah PT Brantas Abipraya (Persero) dengan nilai kontrak Rp 39 miliar dan PT Balqis Mandiri Konsultan, sebagai konsultan pengawas pekerjaan dengan nilai kontrak Rp 855 juta.

Saat melakukan pengecekan lapangan, selain Menteri Basuki dan Dirjen Cipta Karya Sri Hartoyo, juga ikut mendampingi Direktur PPLP Cipta Karya Dodi Krispratmadi, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja, Senior Manajer PT Brantas Abipraya Dwi Kridayani, dan PPK PLP Jabodetabek Albert Reinaldo. (*)

Exit mobile version