Indeks
Sumbar  

Budaya Merantau Sumbar Hambat Manfaat Bonus Demografi

Padang – Budaya merantau masyarakat Sumatera Barat membuat bonus demografi untuk provinsi yang terkenal dengan sebutan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah ini tak bisa dimanfaatkan dengan baik.

Pasalnya generasi muda yang seharusnya menjadi pelopor untuk pembangunan Sumbar, malah dimanfaatkan oleh daerah tujuan potensi diri dan kemampuan yang mereka miliki.

Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Perencanaan dan Pendudukan Keluarga Berencana BKKBN Pusat Dr Dwi Listiawardani kepada wartawan Selasa (21/2) di sela sela Rakorda Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Padang.

Dikatakan Dwi Listiawardani, indikasi Sumbar kurang bisa memanfaatkan bonus demografi dengan baik sudah terbukti selama ini. Karena pemuda yang memiliki kemampuan mumpuni, malah pergi merantau. Sehingga banyak perantau Minang yang sukses, hingga membuat daerah tujuan menjadi berkembang.

keadaan yang sama dijelaskan Dwi juga terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Karena budaya disana juga menganjurkan penduduk berusia 15 tahun keatas untuk pergi merantau.

Agar generasi muda potensial tidak pergi merantau ke daerah lain, Dwi meminta kepada pemerintah daerah untuk membuka lapangan kerja seluas luasnya untuk semua sektor. Terutama lapangan kerja di bidang pertanian yang masih bisa untuk dikembangkan.

Kepala BKKBN Perwakilan Sumbar Dr Syahrudin dalam paparan Rakor mengungkapkan akan terfokus pada daerah pinggiran, terpencil, dan sarana dan prasarana kurang untuk pelayanan keluarga berencana.

“Kita harus proaktif untuk menyasar daerah tersebut. Agar pelayanan keluarga berencana bisa dirasakan masyarakat. Dengan program Kampung KB yang sudah tersebar di 19 kabupaten kota, kita optimis pelayanan bisa lebih maksimal,”jelasnya.

Untuk tahun 2016 dikatakan Syahrudin, pihaknya sudah mendirikan 36 Kampung KB se Sumbar. Ditargetkan 2017 ini setiap kecamatan di Sumbar sudah memiliki Kampung KB.(ridho)

Exit mobile version