Persoalan Porprov XVI bagaikan bola salju dan jadi perhatian tokoh Pasaman Barat. Tak terkecuali, Baharuddin R yang punya andil besar memperjuangkan daerahnya untuk jadi tuan rumah.
Ketika ia menjabat bupati, Baharuddin menggaggas bagimana bisa mendapatkan kepercayaan menggelar iven olahraga terbesar di Ranah Minang ini. Berbagai upaya dia lakukan demi jadi tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Barat. Keinginanya bak gayung bersambut. Akhirnya Pasbar jadi tuan rumah tahun 2020 meski sempat tertunda.
Namun, sekarang apa yang terjadi. Persiapan panjang tersebut tidak digunakan semaksimal mungkin. Porprov yang sangat dinantikan warga Pasaman Barat bakal terancam batal. “Saya prihatin melihat kondisi ini. Program sudah direncanakan beberapa tahun bisa batal karena tidak masuknya di ABPD perubahan 2019. Jadi sia-sia perjuangan saya untuk memajukan olahraga Pasaman Barat,”ujar mantan bupati yang dikenal dekat dengan rakyatnya itu.
Seandainya, Porprov XVI batal dilaksanakan, secara materil kerugian besar buat Pasbar dan secara moril kerugian besar pula buat gubernur Sumbar.”Jadi solusinya Porprov tersebut ditunda. Sampai kapan waktunya terserah. Jika dipaksakan juga berakibat fatal nanti,” tambah tokoh Sumbar ini.
Baharuddin tak ingin kegiatan olahraga yang menelan biaya miliran Rupian itu dikerjakan tergesa-gesa. Jika dipaksakan juga digelar tahun 2020 apa sudah siap semua venues itu? “Saya melihat belum ada satu pun yang siap seratus persen. Apalagi stadion utama tempat pembukaan Porprov,”katanya.
Perlu diingat, tahun 2020 ada dua agenda besar yang dilaksanakan Pemda Pasbar. Selain Porprov, tidak kalah pentingnya adalah pemilihan bupati. Pilkada bupati, kata Baharuddin wajib dilaksanakan, karena perintah Undang-undang.”Pilkada wajib karena sesuai undang-undang. Sedangkan Porprov bisa ditunda kapan saja,”jelasnya.
Solusi yang disampaikan Baharuddin itu berbeda dengan Kadispora Pasaman Barat. Ketika tim verifikasi KONI Sumbar meninjau persiapan tuan rumah dengan lugas Afrizal Azhar, selaku Kepala dinas pemuda olahraga menjelaskan kesiapan sebagai tuan rumah.
Saat tim KONI Sumbar meninjau lapangan, rupanya belum satu pun venues yang dinyatakan layak untuk pertandingan olahraga. Menurut, Baharuddin, tidak mungkin proyek pembangunan venues olahraga bisa cepat diselesaikan.”Bayangkan, jika anggarannya masuk APBD 2020, tentu proyek tersebut dapat dikerjakan sekitar bulan April. Apakah mungkin dengan waktu empat bulan pembangunan sarana dan prasana bisa tuntas. Jadi dari pada bikin malu sebaiknya ditunda sajalah,” tambahnya. (almadi)