Daerah  

Aprianto: Jangan Jadikan Dewan Tukang Stempel

fb_img_1476870968026

Duet Mahyeldi-Emzalmi dalam membelanjakan uang rakyat untuk keperluan ivestasi di 2017 mendatang, dinilai anggota Komisi II DPRD Kota Padang, Aprianto, telah menisbikan peran lembaga legislatif.

“Perilaku Pemko Padang ini seperti pepatah Minang yang menyebut, memberi ‘kato masak, bukan kato baiyo’ pada DPRD.  Sepertinya, DPRD ini hanya tukang stempel legalisasi anggaran saja di mata Pemko,” ungkap Aprianto, Jum’at (28/10).

Pernyataan Aprianto ini, terkait rencana Pemko yang akan menambah modal kerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Padang senilai Rp3 miliar dan suntikan modal kerja untuk Padang Sejahtera Mandiri sebesar Rp5 miliar.

Rencana investasi pada dua perusahaan milik daerah ini, disampaikan Wako Padang, Mahyeldi Dt Marajo, pada rapat paripurna tentang KUA-PPAS Padang 2017, Senin (24/10/201/6).

“Semangat kato baiyo ini, sebenarnya sesuai dengan semangat UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.  Dimana, eksekutif dan legislatif merupakan satu kesatuan dalam menjalankan roda pemerintahan di era otonomi daerah ini,” tegas anggota DPRD dapil Padang Timur dan Padang Selatan tersebut.

Aprianto menegaskan, dirinya tak alergi dengan rencana investasi oleh Pemko Padang di 2017 nanti. Namun, sebagai anggota DPRD Padang, dirinya merasa Pemko Padang belum menjelaskan urgensi rencana investasi ini ke legislatif.

“Dikatakan PDAM itu, setiap kali hujan lebat, kualitas airnya jadi buruk. Di saat kemarau, sejumlah sumur bornya kekeringan, sehingga warga tak mendapat pasokan air bersih sebagaimana mestinya. Pertanyaannya sekarang, anggaran Rp 3 miliar ini mau dibelanjakan untuk kebutuhan apa,” pungkasnya.

Harusnya, manajemen PDAM berinisiatif menyosialisasikan rencana bisnisnya kepada stack holder terkait. Jika dinilai memang urgen, kan bisa saja dewan memberikan porsi anggaran lebih banyak lagi.

Lanjutnya ,begitu juga dengan suntikan modal pada pendirian perusahaan daerah Padang Sejahteta Mandiri sebesar Rp5 miliar. Aprianto meminta Mahyeldi-Emzalmi, untuk terbuka soal pendirian perusda ini.

“Lebihlanjut katanya, Mahyeldi-Emzalmi memang masih punya utang janji politik yaitu menciptakan 10 ribu usahawan baru selama 5 tahun menjabat di kota Padang ini. Dimana, sampai sekarang belum jelas ujudnya,” tegas politisi PDI Perjuangan ini.

Jika Padang Sejahtera Mandiri ini didirikan untuk mensuport visi-misi duet Mahyeldi-Emzalmi,  saya pikir DPRD Padang tak akan menghalangi karena dia sudah tertuang jadi dokumen RPJM. Mari terbuka saja, jangan ada dusta di antara kita,”ungkap Aprianto (fitri)

Tinggalkan Balasan