Alfis Primatra : PAD Kabupaten Solok Rendah, Karena Potensi Belum Tergarap Maksimal

IMG-20190207-WA0006

Solok – Calon Anggota Legislatif (Caleg) PPP untuk DPRD Kabupaten Solok nomor urut 9, Alfis Primatra menilai pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Solok bisa ditingkatkan dengan memaksimalkan potensi daerah yang belum tergarap.

Berdasarkan informasi yang ia himpun, Kabupaten Solok membutuhkan banyak fasilitas yang harus segera dimiliki. Fasilitas tersebut, kata Alfis, berpotensi memberikan pemasukan sekaligus penggerak ekonomi masyarakat.

“Pemasukan yang minim ini tak sesuai dengan kebutuhan dan luas wilayahnya,” kata Alfis kepada wartawan Kamis (7/2).

Berdasarkan data, target PAD Kabupaten Solok tahun 2018 adalah Rp 71 Milyar. Padahal, kebutuhan APBD sekitar Rp 1,2 Triliun setahun. Alfis mencatat setidaknya terdapat empat fasilitas yang wajib dimiliki warga Kabupaten Solok

Pertama, Kabupaten Solok harus memiliki pasar induk beras, sayur dan buah. Fasilitas ini, kata dia, bisa mendorong daerah sekitar menjadi sentral beras dan sayur di Sumatera Barat.

“Sekaligus pasar induk sebagai sumber retribusi Pemkab Solok,” ujar caleg yang turun di Dapil I, Gunung Talang, Kubung dan IX Koto Sungai Lasi tersebut.

Kedua, Alfis menuturkan, pangkalan truk pengangkut hasil bumi mendesak dibangun karena Kabupaten Solok sebagai daerah lintas di Sumatera Barat tidak memiliki pangkalan truk resmi untuk distribusi hasil bumi.

Ketiga adalah pembangunan terminal kendaraan umum. Keempat, kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan pasar raya Kabupaten Solok.

“Kebutuhan akan pasar raya bagi masyarakat menjadi vital dan tentunya bisa jadi peluang untuk peningkatan retribusi juga,” ujar pria yang menjabat sebagai Sekretaris Umum Solok FC.

Alfis tercatat sebagai Komite Tetap PSSI Pusat memiliki visi misi memajukan olahraga Kabupaten Solok dengan membangun Akademi Sepak Bola di setiap Kecamatan/Nagari di Kabupaten Solok.

Ia juga mendukung gerakan generasi muda yang sehat bebas narkoba serta membangun ekonomi pertanian berbasis kreatif dan keunggulan lokal.(*)

Tinggalkan Balasan