Padang- Walikota Padang, minta dihentikan kompetisi Liga Askot karena setiap bertanding selalu ada keributan. Serta berbagai macam protes yang dilakukan pemilik klub. Wajar Kadispora Padang mewakili orang nomor satu di Padang tamburangsang.
“Saya setiap minggu selalu menyaksikan kompetisi liga Askot, semuanya berakhir dengan keributan. Tidak ada lagi sikap sportifitas pemain dan pelatih, mereka kurang menghargai kepemimpinan wasit,” ujar Yuherdi usai penutupan turnamen usia 45 tahun, di lapangan Brandon, Lapai, Padang. Minggu (5/9/2022).
Kompetisi liga Askot kota Padang, telah memasuki pekan keempat. Namun, banyak persoalan yang muncul. Setiap bertanding selalu ada saja yang diprotes, kadang pemilik klub minta jadwal ditunda. Akhirnya terjadi keributan dan huru-hara dilapangan.”Kondisi seperti ini menandakan klub tidak siap, dari pada muncul keributan sebaiknya kompetisi dihentikan,” ucap Ajo panggilan akrab Yuherdi.
Harusnya peserta liga Askot mencontoh turnamen usia 45 tahun, sejak awal bertanding tidak pernah terjadi masalah.”Pelaksanaan turnamen usia 45 tahun ini harus dijadikan contoh, karena peserta mengutamakan sportifitas dan saling menghargai,” jelasnya.
Menurut mantan pemain PSP Padang, Syahrial WP, semua masalah ini bermuara ketidak tegasan bidang kompetisi liga Askot. Seandainya sedikit tegas mana ada klub yang berani bertindak semena-mena.”Bagi klub yang tidak disiplin dan membangkang dengan aturan yang berlaku kasih peringatan. Membangkang juga kasih skorsing agar ada efek jera,” ucap mantan pelatih PSP Padang itu.
Syahril Wahid Pasaribu menyebutkan, ini Padang kondisinya beda dengan daerah lain. Kalau pengurus Askot PSSI lembek dan bertindak ragu-ragu habislah kalian dibikinnya.”Saya lebih tahu karakter anak bola Padang, kalau kita lunak dimakannya. Jadi perlu ketegasan bidang kompetisi. Jangan kita pula yang mereka atur,” sebut pengurus Askot PSSI Medan itu. (almadi)