Daerah  

Soal Eksodus 70 Siswa SMK Dhuafa ke SMK Tamsis Disdik Minta Perhatikan Nasib Siswa Kelas XII

PADANG-Dinas Pendidikan (Disdik) Sumbar mewanti-wanti SMK Tamsis Padang untuk memperhatikan nasib siswa kelas XII sebanyak 17 yang berasal dari pindahan dari SMK Dhuafa Padang. Hal ini mengingat dan menimbang nasib dan masa depan siswa yang saat ini telah duduk di bangku kelas XII.

Apalagi, anak –anak kelas XII dalam waktui dekat akan mengikuti ujian nasional (UN). “Tentu, nasib mereka terancam tidak bisa mengikuti UAN 2022 mendatang. Karena, Dapodik mereka sudah terkunci sebagai siswa SMK Dhuafa Padang di Disdik Sumbar,” ujar Kabid SMK Disdik Sumbar Raimond MPd, Senin (14/3).

Raimond mengatakan, selain itu ia juga memanggil kedua belah pihak, baik SMK Tamsis Padang maupun SMK Dhuafa, Tentu dalam hal ini ia meminta pihak SMK Tamsis untuk memahami kondisi anak-anak yang telah duduk di bangku kelas XII ini. Jangan karena mempertahakan kepentingakan menghancurkan masa depan anak-anak.

Selain dari Disdik Sumbar melalui Bidang SMK telah menurunkan pengawas ke SMK Tamsis Padang. Namun, sampai saat ini pengawas belum menyampaikan hasil ia turun ke SMK Tamsis Padang. Sekali lagi, ia mengharapkan SMK Tamsis untuk mengembalikan siswa terutama siswa telah duduk di kelas XII, sekitar sebanyak 17 siswa. Kemudian, sisa sekitar dari 53 siswa dari 70 siswa yang kemungkinan bisa dipindahkan. “Namun, untuk siswa yang telah duduk pada kelas XII tolong digarisbawahi,” kata Raimond.

Sebelumnya, Ketua Yayasan Bina Nusantara Isafat (YBNI) Kota Padang, Irvan Ibrahim menyebutkan, sekitar 17 siswa dari 70 siswa SMK terancam tidak bisa mengikuti ujian nasional (UN) tahun 2022 ini. Pasalnya, 70 siswa ini terancam tak terdaftar di Dapodik Disdik Sumbar. Karena, 70 siswa ini menyeberang dari SMK Dhuafa Padang ke SMK Tamsis Padang.

Apalagi, perpindahan mereka tidak mengantongi surat pindah dari sekolah asal mereka (SMK Dhuafa). Sebab, data mereka sudah terkunci di Dapodik atas nama siswa SMK Dhuafa Padang.

”Kita kasihan terhadap ke-70 siswa tersebut yang tidak bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) nantinya, karena mereka masih terdaftar di SMK Dhuafa. Namun, mereka sekolah di SMK Tamsis. Tentu hal ini bisa mencoreng muka pendidikan Sumbar kalau tetap dibiarkan,” ujar Irvan Ibrahim.

Dia menambahkan, nampaknya ada unsur pembiaran oleh pihak-pihak terkait. Buktinya, sampai kini upaya pengembalian siswa SMK Dhuafa tersebut YBNI tak bisa terlaksana. Bahkan, juga sudah berupaya melakukan negosiasi dengan berbagai pihak, termasuk membujuk para siswa itu untuk kembali ke SMK Dhuafa, namun tak berhasil. Jika dibiarkan tentu yang akan menjadi korban siswa tersrbut. Apalagi, mereka siswa itu berasal dari keluarga tidak mampu.

Kepala SMK Dhuafa Padang Esnetti mengaku, cukup kaget dengan kepindahan “galodo” siswa SMK Dhuafa ke SMK Tamsis Padang.

Kepindahan itu terjadi akhir tahun 2021 lalu, tanpa diketahui penyebab pastinya. Yang jelas 13 Desember 2021, pihak SMK Dhuafa Padang, menyurati ketua FKKS (Forum Komunikasi Kepala Sekolah) minta menjembatani pemindahan kembali para siswa SMK ini ke YBNI.

“Tapi, sepertinya FKKS menemui jalan buntu. buktinya ke 70 siswa itu masih belajar di SMK Tamsis Padang. Dari 70 siswa itu terdiri dari 17 siswa merupakan siswa yang telah duduk di kelas III (XII). Sedangkan, sisanya 53 siswa masih duduk di kelas 1 dan II (X dan XI-red),” ujar Esnetti. (Naldi)