Sumbar  

Simulasi Kesiapsiagaan Bencana untuk Guru dan Siswa SLB di Padang: BPBD Sumbar Ajak Masyarakat Peduli Mitigasi Bencana

Padang- Dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025 yang jatuh setiap tanggal 26 April, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat menggelar aksi simulasi kesiapsiagaan bencana untuk guru dan siswa-siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Kota Padang, pada Sabtu (26/4).

Kegiatan ini diselenggarakan di SLB Negeri 2 Padang dengan melibatkan 39 sekolah luar biasa yang tersebar di kota tersebut.

Simulasi bencana gempa bumi dan tsunami ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang kesiapsiagaan bencana kepada para pendidik dan siswa-siswi.

BPBD Sumatera Barat bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta lembaga pemerintah yang berfokus pada kebencanaan, termasuk Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Sumatera Barat, untuk mendukung pelaksanaan simulasi ini.

Pada kesempatan tersebut, PMI Sumbar diberikan kesempatan untuk memberikan pelatihan singkat mengenai pertolongan pertama kepada para guru di SLB.

Hidayatul Irwan, Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Sumbar, menjelaskan, “Kami diberikan waktu 30 menit untuk berbagi ilmu tentang pertolongan pertama, mulai dari penilaian keadaan, penghentian pendarahan, hingga evakuasi.”

Ia juga menekankan pentingnya pelatihan ini bagi guru-guru agar mereka bisa memberikan pertolongan pertama jika terjadi bencana.

Meskipun waktu pelatihan singkat, Hidayat yakin bahwa materi yang diberikan sudah cukup menjadi bekal dasar bagi para guru. PMI Sumbar pun membuka kesempatan bagi sekolah-sekolah di Kota Padang untuk melanjutkan pelatihan pertolongan pertama di sekolah masing-masing.

“Sekolah bisa menghubungi PMI Sumbar untuk melaksanakan pelatihan lebih lanjut,” ujar Hidayat.

Sudirja, Kepala Sekolah SLB Negeri 2 Padang, mengungkapkan rasa terima kasih kepada PMI Sumbar atas kesempatan ini. “Ilmu ini sangat penting, mengingat saat ini banyak tenaga pengajar dan pegawai di sekolah kami yang masih awam tentang pertolongan pertama. Semoga ilmu ini bisa bermanfaat bagi kami dan siswa-siswi,” tutur Sudirja.

Sudirja juga mengusulkan agar BPBD dan dinas terkait membangun shelter (tempat perlindungan) di wilayah Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, untuk memudahkan evakuasi saat terjadi bencana tsunami.

Ia menjelaskan, jarak aman dari sekolah hingga titik evakuasi, yaitu Kantor Badan Pencarian dan Penyelamatan (BASARNAS), mencapai 2,8 km, yang sangat sulit dijangkau terutama oleh siswa-siswi dengan akses jalan yang sempit.

Menanggapi usulan tersebut, Rudy Rinaldy, Kepala Pelaksana BPBD Sumatera Barat, menyampaikan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan pembangunan shelter untuk wilayah tersebut.

“Kami akan menindaklanjuti usulan ini dengan lebih serius bersama dinas dan pemerintah terkait,” ujar Rudy. Ia mengkhawatirkan keselamatan masyarakat, terutama siswa-siswi SLB, yang memerlukan perlakuan khusus dalam situasi bencana.

Dengan adanya simulasi ini, BPBD Sumbar dan PMI berharap agar masyarakat semakin peduli terhadap pentingnya kesiapsiagaan bencana. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat meminimalisir risiko bencana dan memberikan perlindungan lebih bagi anak-anak dan masyarakat yang berada di daerah rawan bencana.(*)