Daerah  

Shadiq Pasadigue : 4 Kartini Minang, Emansipasi Berjejak Adat

PADANG – Hari Kartini bukan sekadar upacara tahunan. Bagi masyarakat Minangkabau—yang menempatkan perempuan sebagai limpapeh rumah nan gadang—peringatan ini adalah cermin kultural tentang bagaimana emansipasi telah lama hidup dalam urat nadi adat.

Tokoh masyarakat Sumatera Barat, Ir. Shadiq Pasadigue, memanfaatkan momen ini untuk menggelorakan kembali nilai-nilai kepemimpinan dan keteladanan perempuan Minang yang berpijak pada sejarah dan adat yang kuat.

“Jangan lupa, perempuan Minang sejak dulu sudah menunjukkan peran besarnya dalam sejarah bangsa. Dari Siti Manggopoh, Rohana Kudus, Rahmah El Yunusiah, hingga Rasuna Said—mereka bukan hanya simbol, tapi pelaku sejarah. Mereka Kartini dalam balutan sarung adat,” ujar Shadiq dalam wawancara daring, Selasa (22/4).

Anggota DPR RI dari Partai NasDem ini menegaskan, peringatan Hari Kartini harus menjadi momentum strategis untuk mendorong partisipasi perempuan dalam pembangunan, bukan hanya dalam aspek administratif, tapi juga dalam ranah sosial, ekonomi, dan budaya.

“Mari jadikan semangat Kartini bukan sebagai slogan, tapi sebagai gerakan. Negeri ini butuh lebih banyak pemimpin perempuan yang bukan hanya cerdas, tapi juga punya nurani dan keberanian,” ujar Ketua Dewan Pertimbangan DPW Partai NasDem Sumbar itu.

Shadiq menilai, emansipasi yang sejati bukan meniru laki-laki, melainkan menumbuhkan potensi perempuan dalam kerangka nilai-nilai luhur bangsa. Dalam konteks Minangkabau, katanya, perempuan adalah tiang adat dan jantung peradaban.

“Perubahan zaman memang tak terhindarkan. Tapi nilai-nilai tentang kesetaraan, keberanian, dan kebijaksanaan—itulah warisan yang perlu terus dihidupkan oleh perempuan Minang hari ini,” jelasnya.

Menurut Shadiq, tugas para pahlawan terdahulu memang telah rampung dalam mendirikan negara, namun pahlawan masa kini dituntut melahirkan harapan baru: yang memberi pencerahan, membela nilai-nilai, dan menggerakkan perubahan.

“Dan ya, itu bisa dimulai dari seorang perempuan Minang yang berani berdiri di garis depan,” pungkasnya. (Agusmardi)