Risky Syahputra Bawa Pulang Gelar Doktor ke Sumatera Barat

Padang — Risky Syahputra, dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang (FIK UNP) bisa disebut dosen yang multi talenta dicabang olahraga raket. Sejumlah raihan medali telah dipersembahkannya, yakni di cabang olahraga tenis , Squash, Soft Tenis, dan di cabor Pickleball pun ia bereputasi nasional.

Kini, ia telah resmi meraih gelar doktor, dari acara wisuda doktoral di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu pagi (31/5/2025).Dan dia bertekad akan meraih gelar guru besar sesegeranya.

Sabtu pagi (31/5) di kampus UNY, selain didampingi istrinya Farah dan putra pertamanya Athan (-6 tahun), juga didampingi kedua orangtuanya, Prof Syahrial Bakhtiar dan Rindawati M,Pd..

Risky Syahputra, dosen FIK UNP yang berlatar kecabangan olahraga yang kuat.
Beberapa jenis Olahraga Raket adalah spesialisasinya semenjak usia delapan tahun, dia malang melintang menjadi pemain tenis yang terus mengikuti turnamen internasional di Singapura dan Malaisia, juga tentunya diberbagai kejuaraan nasional.

Selain itu juga sebagai pemain Tim cabor Squash PON Sumbar pada PON 2012 di Riau. Juara Kejurnas Pra PON Soft tenis di Manado tahun 2015, namun sayang pada Cabor Soft tenis gagal di laksanakan pada PON Papua, sehingga tertundalah Risky untuk meraih Medali pada PON.

Selanjutnya terpilih sebagai Tim Nasional Soft Tenis pada Kejuaraan di Eropah dan akhirnya pada PON Aceh-Medan barulah dapat mempersembahkan medali untuk Sumatera Barat.

Pada tahun awal Olahraga Pickelbal mulai diperkenalkan di tanah air, Risky Syahputra berpasangan dengan Tata yang memperkuat Tim Pickleball Sumbar langsung menjuarai Even Pickleball pertama tahun 2022 di Surabaya.

Sementara disisi keilmuan olahraga yang digelutinya, juga telah berbekal pengalaman ilmiah internasional dalam bidang Talent Identifikasi and Development (TiD) yang dipelajarinya dari pakar-pakar di Gent University Belgia serta HAN university Belanda, sehingga berpengalaman menjadi pembicara, pelatih dan tim peneliti di bersama ayahndanya Prof Syahrial Bakhtiar dalam Bidang TID.

Hari-harinya saat ini juga melatih tenis dan meneruskan pekerjaan rutinya sebagai pelatih strength and conditioning yang berpengalaman mendampingi Coach Robert Jhon Ballard.

Risky Syahputra mengaku menulis disertasi doktoral dengan judul “Efek Model Latihan Combinated Coordination Training (CCT) dan Bakat serta Jenis Kelamin Terhadap Keterampilan Teknis Dasar Petenis U-12”.

Dikatakannya, disertasi doktoralnya ini mengupas tentang bagaimana mendeteksi bakat olahraga anak sejak dini dan latihan koordinasi yang dapat mempercepat proses adaptasi anak dalam menguasai teknik dasar tenis.

“Saya melihat perhatian pemerintah pada usia fundamental masih sangat kurang. Padahal yang membuat atlet itu menjadi top adalah pembentukan sejak usia dini menjadi faktor penting,” ungkapnya.

Ia berharap, dengan disertasi yang fokus deteksi bakat olahraga usia dini dan CCT akan sedikit mengungkap bahwa pentingnya proses pembibitan dan program yang tepat untuk memperbanyak jumlah talent pool yang berlatih.

“Menyoal identifikasi bakat, saat ini menjadi kelemahan negara kita. Populasi anaknya banyak namun yang berlatih di klub sedikit,”pungkasnya. (Agusmardi)