Budpar  

Rekalokal Wisata Nepal Van Java nan Mempesona

Semarang — Di sela Musyawarah Nasional (Munas) ke-3 Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) di Semarang, 27-29 Oktober 2023, Ketua ISMI Orwil Sumbar, Sengaja Budi Syukur didampingi Sekretaris, Musfi Yendra, melakukan kunjungan ke desa wisata di daerah Magelang.

Dua destinasi wisata yang dikunjungi adalah Nepal Van Java di Dusun Butuh, Desa Temanggung dan Silancur Highland di Dusun Dadapan, Desa Mangli, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Dua lokasi yang dikunjungi ini merupakan bukti nyata rekalokal wisata desa perbukitan dan pertanian yang dikelola secara secara kreatif, inovatif, pemasaran digital, ramah lingkungan dengan pelayanan masyarakat yang sangat prima.

Butuh adalah sebuah dusun yang berada di ujung barat Kabupaten Magelang terletak di ketinggian 1.750 mdpl disebut juga sebuah perkampungan tertinggi di daerah tersebut dengan tata ruang alami atau posisi perumahan yang berjajar rapi menghadap selatan lereng Gunung Sumbing. Sangat mirip dengan kota Nepal. Sehingga dusun ini disebut Nepal Van Java.

Menuju Dusun Butuh kita melewati perkampungan yang asri. Rumah-rumah dusun khas Jawa tertata rapih menghadap jalan. Kemudian mendaki ke arah ketinggian kiri kanan jalan terdampar sawah dan ladang yang hijau. Setiap berpas-pasan dengan petani yang menujun ladang di pagi hari mereka menyapa dengan ramah.

“Kami sengaja datang ke sini di pagi hari, supaya dapat melihat matahari terbit dan menyaksikan aktivitas warga dusun di sini. Dusun yang indah, masyarakatnya sangat ramah,” kata Budi Syukur.

Rumah-rumah di Dusun Butuh tersusun rapi, berjajar dan dicat berwarna warni.  Namun alam sekitarnya hijau, ladang sayur mayur dan buah-buahan. Ladang-ladang petani itu juga tertata indah seperti lukisan. Berjenjang hingga ke atas Gunung Sumbing. Hawa dingin terasa khas pegunungan, awan juga menyentuh pemukiman warga.

Memasuki gerbang wisata Nepal Van Java, kita disambut petugas dengan sangat ramah. Membayar tiket hanya Rp. 10.000 per wisatawan. Kemudian ada jasa ojek motor yang disediakan untuk menuju spot-spot yang kita tuju. Sebelum itu kita dikenalkan dulu tentang Dusun Butuh melalui peta yang dipajang di gerbang masuk.

Semua pelayan jasa ojek tersebut memakai seragam khusus, mereka tertib antri berdasar nomor dan giliran, tidak ada satu pun yang berebutan apalagi menarik-narik wisatawan.

Kami memilih berjalan kaki, dan meminta dampingi oleh seorang guide dari tukang ojek tersebut untuk mendapingi ke spot yang kami tunjuk. Menyusuri kampung, menyapa warga yang berjualan sayur dan buah. Semua menyapa dengan sangat ramah.

“Di Dusun Butuh ini terdapat 450 kepala keluarga, total warga sekitar 1500 orang, di sini kami semua hampir kenal, dan hidup sangat rukun Pak,” kata Rohim guide yang mendampingi.

Dikatakannya, walaupun dusun ini sangat ramai dikunjung wisatawan, namun warga tetap beraktivitas seperti biasa yaitu bertani. Mereka tidak terganggu sama sekali. Sehingga aktivitas bertani ini menjadi hal menarik bagi wisatawan, selain melihat keindahan alamnya.

“Sebagian anak muda di dusun ini bekerja memberikan jasa kepada wisatawan, seperti ojek dan guide. Para orang tua mereka terus mengolah sawah dan ladangnya. Sebagian lagi juga berjualan untuk kebutuhan wisatawan,” ungkap Rohim.

Rohim yang menjadi guide kami sangat mahir mengambil foto dan video. “Semua tukang ojek dan guide di sini harus bisa mengambil foto dan video wisatawan,  itu bagian utama pelayanan kita Pak,” kata Rohim.

Dusun ini sangat bersih, kami hampir tidak menemukan sampah sepanjang jalan yang dilalui. Kami juga tidak ada menemukan spanduk atau famplet caleg di dusun ini.

“Bagi warga di sini mereka sangat sadar soal kebersihan, tidak boleh membuang sampah sembarangan, wisatawan juga diimbau untuk menjaga kebersihan, kami menyediakan tong sampah di setiap titik. Tiap minggu warga juga gotong royong membersihkan lingkungan,” jelas Rohim.

Dijelaskan Rohim, di Dusun Butuh bukan hanya tentang keindahan alam saja yang hadir dan tersaji secara alami, namun juga keragaman kegiatan sosial, budaya dan agama sebagai warisan turun temurun dari leluhur yang harus tetap dilestarikan.

Implementasi rekalokal bidang wisata nyata di Dusun Butuh ini. Kami mengetahui lokasi ini dari promosi di sosial media yang dikelola dengan sangat profesional berupa website, instagram, facebook dan youtube. Semua akun promosi Nepal Van Java Dusun Butuh ini update. Apa yang ditampilkan di akun promosi sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

Pengelolaan pariwisata yang profesional dengan pelayanan yang sangat prima dari warga dusun ini dapat meningkatkan pendapatan dusun. Berdasarkan Laporan Pelaksanaan KKN PPM Univeritas Gadjah Mada (UGM) Tahun 2021, pemasukan dari hasil penjualan tiket masuk Nepal Van Java pada bulan Januari 2020 hingga Mei 2021 sebesar Rp1.034.080.000.

Setelah menikmati indahnya alam dan ramahnya warga di Nepal Van Java Dusun Butuh, kami melanjutkan kunjungan ke Silancur Highland di Dusun Dadapan. Sekitar 30 menit dari Dusun Butuh. Kami tetap didampingi oleh Rohim sebagai guide. Perjalanan melewati perkampungan, kiri kanan terdapat ladang sayur dan buah milik warga.

Kami menumpangi mobil yang disewa dari Semarang. Setiap berpasan dengan warga atau kendaraan menuju dusun Dadapan, mereka menyapa dengan sangat ramah. Bahkan ada yang segera berhenti atau meminggir, mempersilahkan kami lewat. Mereka tahu bahwa kami wisatawan.

Silancur Highland merupakan sebuah bukit yang memiliki beberapa atraksi wisata yang sangat menarik. Disini juga terdapat taman bunga serta spot foto instagramable yang berlatar belakangkan pegunungan yang sangat indah.

Silancur Highland ini seperti negeri di atas awan, berada di ketinggian 1.300 mdpl di atas permukaan laut dan berada tepat di kaki Gunung Sumbing bagian timur.

Silancur Higland juga memiliki area camping ground yang cukup luas, sehingga para pengunjung pun bisa bebas menikmati indahnya Kabupaten Magelang dari ketinggian.

“Dari kunjungan kami yang sangat singkat ke dua lokasi wisata di Magelang di sela Munas ISMU ke-3 ini, banyak pelajaran yang didapatkan, tentang pengelolaan wisata secara profesional, karakter masyarakat yang penuh dengan adab, promosi yang maksimal dengan memanfaatkan teknologi digital, kesadaran tentang kebersihan lingkungan, komitmen bersama semua stakeholder desa untuk melestarikan budaya lokal, ini bisa menjadi contoh baik untuk kita di Sumatera Barat. Bahkan lokasi alam kita jauh lebih banyak yang indah,” ungkap Sengaja Budi Syukur.

Dikatakannya, ISMI Sumatera Barat ke depan akan ikut mendorong tumbuh kembangnya ekonomi masyarakat dari nagari melalui konsep digiltalisasi, hilirisasi dan rekalokal.(Rel/Age)