Padang – Pengurus provinsi (Pengprov) Pertina Sumatera Barat targetkan pada iven Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 mendatang satu keping medali emas.
Potensi tersebut terlihat jelas, mengingat ada beberapa petinju yang tengah dipersiapkan untuk mewujudkan hal tersebut, diantaranya Ayatullah kelas 64 kg, Yudi Candra kelas 81 kg, Ali Moris dan Fauzi Ahmad alumni PPLP Sumbar, serta Tresno Raharjo.
Khusus nama terakhir, saat ini walaupun sedang bertugas di TNI AU Halim Perdana Kusuma Jakarta dan di beberapa edisi iven Kejurnas turun atas nama Sasana TNI AU, namun Pertina Sumbar menggaransi bakal turun dengan bendera Tuah Sakato di ajang Porwil mendatang.
“Kita tengah persiapkan beberapa petinju untuk turun pada Porwil 2019 mendatang, sebagai ajang untuk lolos ke PON. Target awal kita bagaimana bisa meloloskan petinju ke PON,” ucap Ketua Pertina Sumbar Togi P Tobing didampingi Sekum Fazril Ale pada Sumbar Post
Togi menegaskan, petinju Sumbar mampu bersaing di Porwil dan bakal lolos ke PON sesuai regulasi yang diberlakukan KONI Sumbar, bahwa yang lolos ke PON adalah atlet yang berhasil masuk final di Porwil.
Karena peta persaingan di tinju se Sumatera dijelaskan Togi, Sumbar berada di posisi tiga besar, karena selalu bersaing ketat dengan Provinsi Riau dan Sumatera Utara.
Sekum Pertina Sumbar Fazril Ale menambahkan, petinju senior Sumbar tengah mengalami perkembangan yang signifikan.
Ia mencontohkan perkembangan penampilan Tresno Raharjo pada Kejurnas tinju Kapolri 2017 di Jambi bulan April meraih perunggu, Kejurnas Tinju Babel November 2017 berhasil dapat perunggu,dan Kejurnas Kapolda Metro Jaya Cup 2018 dapat meraih medali Perak.
Selanjutnya petinju muda energik Ayatullah yang selalu tampil luar biasa di setiap pertandingan dan pernah di puji PP Pertina. Hanya saja perlu dipoles lagi tekniknya dan kesabarannya diatas ring.
Selanjutnya petinju kawakan Yudi Candra peraih perunggu PON Kaltim yang mulai menunjukkan performa bagus. Tak ketinggalan juga Ali Moris dan Fauzi Ahmad petinju muda potensial dan selalu dapat medali di ajang Kejurnas PPLP.
“Kita akui pembinaan di Pertina Sumbar mengalami pasang surut. Wajar saja, karena tinju cabor yang tidak terukur. Tapi dengan kesungguhan pengurus, di 2018 ini petinju yang kita bina bakal meningkat prestasinya,” ulas Fazril Ale.
Seperti diketahui, tinju Sumbar dalam empat edisi PON sebelumnya mengalami pasang surut meraih medali. PON 2004 di Sumsel, Sumbar meraih satu medali emas. PON 2008 di kaltim, Sumbar mendapat tiga medali perunggu. PON 2012 Riau, Sumbar raih prestasi puncak membawa pulang dua emas. Serta PON 2016 Jawa Barat Sumbar mengalami penurunan prestasi karena hanya bawa pulang satu keping perunggu. (Ridho)