Perhatian Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Republik Indonesia Hj Mufidah Jusuf Kalla pada Sentra Industri Tenun Songket di Jorong Rajawali Nagari Tigo Jangko,Kecamatan Lintau Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat begitu besar.
Usai diresmikan pada 8 Mei 2018 lalu, kembali Mufidah Jusuf Kalla meninjau secara langsung perkembangan sentra tenun terbesar di Tanah Air tersebut pada Selasa (9/4/2019).
“Diharapkan, adanya sentra tenun plus rusunawa ini tentu ke depan bisnis kerajinan tenun seperti songket akan semakin membuka peluang baru bagi pengrajin maupun pelaku bisnis. Tenun berupa songket yang sangat diminati masyarakat dari berbagai kalangan ini ke depan akan semakin bervariasi dengan motif-motif yang menarik,”kata Mufidah Jusuf Kalla dalam sambutannya.
Mufidah Jusuf Kalla memaparkan, sentra tenun di Lintau Tanah Datar ini merupakan sentra tenun terbesar di Indonesia. Dengan adanya bangunan sebagus ini diharapkan dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan seni menenun di nusantara.
Seni tenun di Indonesia saat ini sudah semakin maju. Namun kemajuan yang dirasakan, berbanding terbalik dengan jumlah penenun yamg semakin lama semakin menurun. Hal ini disebabkan karena generasi muda saat ini kurang tertarik dengan pekerjaan tenun.
Dengan adanya Sentra Industri Tenun Songket yang berbasis kompetensi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, Pihaknya berharap masyarakat di Sumbar khususnya generasi muda bisa memanfaatkan fasilitas yamg tersedia disini. Sehingga budaya tenun tetap lestari dan bisa terus dipertahankan.
Sementara itu, Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid mengatakan, pembangunan komplek Sentra Industri Tenun tersebut merupakan kolaborasi antara Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementrian Perindustrian (Kemenperin).
Kementrian PUPR berperan dalam membangun Rumah Susun Sewa (Rusunawa) sebanyak 35 unit kamar dengan kapasitas 70 orang. Nilai kontrak fisik untuk pembagunan dimaksud berjumlah Rp 9.445.773.000 dikerjakan oleh PT Aditama Royal Kontruksi. Sementara nilai kontrak penyediaan mobiler Rp 449.969.500.000 dikerjakan PT Anugrah Multikont Mandiri
“Rusunawa ini diperbantukan untuk pendidikan tenun dari Dekranas pusat. pembangunannya dari APBN 2017 dengan total anggarannya Rp 9,5 miliar. Dana itu selain untuk bangunan juga untuk penataan taman disekitar dan mobiler,” jelas Khalawi.
Khalawi juga menyebutkan untuk rusunawa yang ada di sekolah tenun ini nantinya akan ditempati oleh empat orang satu kamar.
“Kapasitas kamar sebenarnya untuk dua orang, karena ada tambahan dari ketua Dekranas, maka menjadi empay orang. Jadi dalam rusunawa juga dilengkapi dengan furnitur nya . kualitasnya sudah seperti apartemen, jadi tidak seperti rusunawa yang dahulu lagi,”pungkasnya.(ridho)