Pengurus KONI Sumbar Menghilang, Winda Raih Emas Silat

Jayapura-Seandainya pengurus KONI Sumbar datang menyaksikan pesilat Winda tampil di final, entah apa yang terjadi. Bisa-bisa gagal mendapatkan medali emas PON XX Papua. Kenapa, sebab pembawa sial!.

“Begitulah yang terjadi di sini. Jadi ada hikmahnya pengurus KONI Sumbar tidak datang melihat atlet bertarung pada partai final,” ujar Rahmat Watira, SH manajer cabor silat. Selasa (12/10/21).

Prestasi yang diukir cabor silat sangat membanggakan dengan meraih 1 emas dan 1 perunggu. Padahal, pelatihnya Irmai Hendri sudah pasrah melihat kondisi atletnya yang diteror nyamuk Malaria. Ditambah prilaku pengurus KONI yang diketuai Agus Suardi bikin sakit hati.”Kami bersyukur mereka tidak datang,” kata Irmai kesal.

Sejak kedatangan atlet silat ke Kabupaten Jayapura, mereka bagaikan orang terbuang dipengasingan. Sudahlah penginapan jauh dari lokasi bertanding ditambah lagi serangan nyamuk Malaria.”Siang malam kami selalu memakai obat anti nyamuk. Kalau tidak bahaya menanti,” jelas pelatih yang sukses membawa pesilatnya meraih emas.

Kesal dengan prilaku pengurus KONI Sumbar tak bisa ditahan lagi. Wajar pelatih silat kontingen Tuah Sakato sakit gigi. Sejak hadir di Papua tak seorang pun datang melihat bagaimana kondisi atlet yang diinapkan di rumah penduduk. “Apakah seperti itu prilaku pengurus KONI yang terhormat. Membiarkan atletnya berjuang tanpa memberi dukungan,” sebut mantan pesilat Sumbar itu.

Merasa dianak tirikan, begitu lah pemikiran pesilat Sumbar. Jangankan datang melihat menyapa saja tak pernah. Apakah layak mereka sebagai pengurus KONI. Apakah ketua KONI tahu atlet yang sering telat makan?

“Anak-anak makan malamnya pukul 9.00 WIT, karena kosumsi datangnya jam segitu. Untuk mengatasinya terpaksa makan mie rebus dulu,” ujarnya.

Banyak faktor kenapa prestasi atlet Sumbar menurun pada PON XX Papua, menurut Irmai atlet silat yang jauh dari tungku kekuasaan. Sejak berangkat ke Papua meraka sudah kena psikologinya.” Sehebat apa pun atlet kalau sudah kena psikologinya sulit meraih prestasi. Ini akibat perbuatan ketua KONI sejak awal jadi pengurus merusak mental atlet,” ucapnya.

Rahmat Watira menilai, Agus Suardi tak pantas memimpin KONI Sumbar. Sebab, dia tidak paham dengan organisasi, tidak mengerti bagaimana pahitnya perjuangan atlet. Beginilah jadinya kalau ketua KONI titipan dari penguasa dan masuk arena politik.” Saya minta kepada cabor-cabor segera lakukan mosi tak percaya usai PON Papua ini,” ujar pengacara senior tersebut menolak namanya masuk kepengurusan KONI Agus Suardi. (almadi)