Bandung-Pengurus Organisasi Wilayah (Orwil) Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) Sumatera Barat resmi dilantik oleh Ketua Umum ISMI Ilham Akbar Habibie, Jumat, 10 Desember di Hotel Marbella, Bandung.
Kegiatan pelantikan dilaksanakan setelah acara pembukaan Rakornas ke-4, Milad ke-9 dan Silabis ke-13 ISMI. Secara resmi agenda nasional tersebut dibuka oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan keynote speaker oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang juga mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla.
Ketua ISMI Sumatera Barat, Sengaja Budi Syukur mengatakan, ada tiga provinsi yang dilantik di agenda nasional ISMI ini yaitu Sumatera Barat, Lampung dan Yogjakarta.
“Acara pelantikan Orwil ISMI oleh Ketum Pak Ilham Habibie untuk pengurus tiga provinsi yaitu Sumbar, Lampung dan DIY, serta disaksikan oleh seluruh pengurus ISMI baik pusat maupun pengurua ISMI seluruh provinsi di Indonesia yang menjadi peserta Rakornas ini,” katanya.
Ditambahkannya sebanyak 14 orang perwakilan Pengurus ISMI Sumatera menghadiri pelantikan tersebut, sesuai dengan kuota yang diberikan pengurus pusat.
“Setelah Sekjen MPP ISMI Ibu Juliana Wahid membacakan SK, kemudian dilanjutkan oleh Sekretaris ISMI Sumbar, saudara Musfi Yendra membacakan seluruh nama pengurus ISMI Sumbar, mulai dari Dewan Kehormatan sampai semua nama pengurus harian. Dan 14 orang pengurus yang hadir langsung tampil di panggung. Pelantikan ini sangat hikmat dan benar-benar membuat kami terharu,” ungkap Budi Syukur.
Perwakilan Pengurus ISMI Sumbar yang dilantik yaitu Sengaja Budi Syukur (Ketua), Novic Ferial (Wakil Ketua), Musfi Yendra (Sekretaris), Helsi Yasin (Bendahara), Zulfikar Atut (Pembina), Wudi Hamdani, Sonny Affandi, Zulheri Rani, Tomy Man Bayoe, Yuwirdi, Yusni Elma dan Rahmad Mukhtar (Pengurus).
Selain itu sebelum pelantikan dilaksanakan Budi Syukur berkoordinasi dengan Irwan Prayitno (Ketua Dewan Kehormatan), Leonardy Harmainy (Ketua Dewan Penasehat), Guspardi Gaus (Ketua Dewan Pembina) dan Ahmad Wira (Ketua Dewan Syariah).
Ditambahkan Budi Syukur, kehadiran ISMI di Sumbar akan memberikan semangat baru bagi tumbuh kembangnya pelaku usaha yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan pemberdayaan ekonomi umat ke depannya.
“ISMI ini organisasi usaha memiliki spirit pemberdayaan ekonomi umat dengan prinsip syariah sejalan dengan falsafah kita adat basyandi syarak, syarak basandi kitabullah. Kami juga merasakan kuatnya chemistry sesama saudagar nasional melalui ISMI ini, untuk kebangkitan ekonomi pasca pandemi” ungkapnya.
Ketua Umum ISMI Ilham Akbar Habibie dalam sambutannya mengatakan, untuk mendorong Indonesia maju dengan tingkat ekonomi yang tinggi, maka diperlukan industri yang memiliki teknologi dan inovasi yang tepat guna.
Industri yang punya teknologi dan inovasi senantiasa bisa menjawab setiap tantangan, hambatan bahkan ancaman. Salah satunya yang saat ini dihadapi adalah pandemi covid-19.
“Industri ini lah yang perlu disiapkan untuk mewujudkan apa yang dikatakan pemerintah yakni Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang,” katanya.
Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat saat membuka acara mengatakan,
negara maju yang diukur oleh dunia internasional ada beberapa aspek.
Diantaranya, kualitas manusianya, ekonomi infrastruktur, reformasi birokrasi dan lainnya.
“Manusia unggul di Jawa Barat ada empat cirinya. Pertama, fisiknya sehat, IQ nya tinggi alias cerdas, EQ nya tinggi berakhlakul karimah dan SQ nya bagus karena rajin ibadah,” ungkapnya.
Kang Emil berpesan kepada seluruh saudagar muslim mari jemput Indonesia 2045, mari beradaptasi dengan era 4.0, lalu jadilah manusia yang bermanfaat. Para saudagar muslim ini harus menjadi bapak asuh para pelaku UMKM.
Jusuf Kalla, dalam pidatonya di acara itu mengatakan keberadaan ISMI merupakan bukti tumbuh kembalinya para pengusaha muslim di Indonesia. Pasalnya, dalam sejarah bangsa Indonesia, itu dipelopori oleh para pengusaha Muslim.
“Sebutlah dengan berdirinya Serikat Dagang Islam, Budi Utomo sebagai cikal bakal hari kebangkitan, NU dan Muhammadiyah itu semua dipelopori oleh orang-orang berlatar belakang pengusaha,” katanya.
Menurut JK, lahirnya kembali pengusaha muslim tersebut merupakan hal yang membanggakan.
“Dominasi sahabat-sahabat kita dari non muslim atau Tionghoa itu tidak ada yang salah sebab menumbuhkan tenaga kerja dan pembayaran pajak. Tapi tentu dibutuhkan keseimbangan dan keseimbangan itu bisa dilakukan oleh saudagar muslim dengan berusaha naik dan bekerja lebih baik,” jelasnya.
JK juga mengingatkan akan pentingnya memanfaatkan perkembangan teknologi di masa pandemi. Ia menuturkan banyak usaha dan industri yang maju karena teknologi.
Selain teknologi, para saudagar muslim juga harus menyadari pentingnya empat aspek yang bisa menunjang kebangkitan para saudagar.
“Untuk bangkit sebagai enterprenuer itu harus semangat, kerja keras, ide dan konsistensi kemudian dikolaborasi dengan teknologi,” tegasnya. (Naldi)