Meski Hari Pers Nasional (HPN) merupakan perhelatan besar para pekerja pers seluruh Indenesia, namun dalam menyambut HPN tahun 2018, dimana Kota Padang ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggara, maka Pemprov Sumbar ikut ambil bagian menjadi sipangka dalam alek para wartawan ini.
Ini dikatakan Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, di Rumah Makan Pauah, Jumat (15/12), dalam ekspos Festival Pantun Spontan antar Wartawan se-Indonesia, dan antar Siswa SLTA se-Sumbar, Dalam Rangka Memeriahkan Hari Pers Nasional, yang dilaksanakan 9 Februari 2018.
Meski pun dalam kondisi berkelakar, Irwan Prayitno mengatakan, dia sangat memahami kalau PWI Sumbar memiliki keterbatasan anggaran untuk membiayai perhelatan HPN tersebut. Makanya, kata dia, Pemprov Sumbar ikut andil meringankan beban tersebut.
Untuk itu, kata dia, dalam HPN kali ini, Pemprov Sumbar melalui Dinas Kebudayaan, ikut “mengemas” acara berupa lomba pantun spontan antar wartawan se-Indonesia. Selain untuk melestarikan kebudayaan melayu, lomba ini sekaligus menjadi ajang untuk menguji kosakata yang dimiliki wartawan.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Taufik Effendi, ikut menambahkan, lomba pantun spontan ini juga digelar untuk siswa SLTA se-Sumbar.
“Lomba Pantun Spontan untuk para siswa SLTA ini, merupakan seri kedua dari lomba pantun sebelumnya,” kata dia.
Dia mengatakan, tema pantun dalam festival ini adalah tentang pers secara umum, dan tentang HPN khususnya. Dimana masing-masing peserta maksimal mengirimkan 10 pantunnya ke email Dinas Kebudayaan Sumbar, dengan alamat email : [email protected]
Pantun yang terbebas dari unsur politik dan sara, serta harus menggunakan bahasa Indonesia itu, kata Taufik Effendi, sudah bisa dikirimkan mulai 15 Desember 2017 hingga 15 Januari 2018.
“Tanggal 20 Januari 2018, dewan juri yang terdiri dari unsur pers, akademisi dan birokrasi, sudah selesai melakukan penjurian. Kemudian tanggal 22 Januari 2018 juri mengumkan 17 orang finalis dari wartawan dan 17 orang finalis untuk siswa SLTA. Ke-34 orang finalis ini akan diundang untuk unjuk kemampuannya pada tanggal 5 Februari 2018, di panggung terbuka di Pantai Muaro Lasak Padang,” kata Taufik Effendi.
Sementara salah seorang juri, Dr. Silvia Roza, M.Hum, yang juga merupakan dosen di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas (Unand) Padang, mengatakan, dewan juri berupaya bekerja seteliti dan senetral mungkin, sesuai dengan kajian dan kaidah pantun yang baik dan benar. (Fahlevi)