Berhentinya pembangunan stadion senilai Rp 14 miliar itu, berdampak negatif terhadap olahraga daerah setempat. Anehnya, Ketua KONI Pasbar tetap optimis dengan persiapannya sebagai tuan rumah. Semangat yang berlipat ganda untuk mensukseskan Porprov patut diacungi jempol. Semangat tanpa dukungan finansil tak berarti apa-apa. Sampai sekarang, kelanjutan pembangunan stadion utama distop pengerjaanya.
Dari pantauan wartawan Sumbar Post, Arwin Lubis dilapangan, stadion utama buat pembukaan tersebut cuma berdiri pondasi serta tiang-tiang saja. Proyek yang masih terbengkalai itu dikerjakan PT Joglo Multi Ayu dengan konsultan dan pengawas, CV.Artistik Engineering Consultan. Kontraktor tersebut baru menyelesaikan perkerjaanya sebesar 52 persen.
Menurut Kabid, Cipta Karya, Febrianto, PT Joglo Multi Ayu telah melakukan kesalahan dan akibatnya merugikan negara. Sebagai sanksi, kontraktor tersebut diputus kontraknya dengan penghitungan bobot kerja 52 persen. “Padahal kami sudah melakukan penambahan waktu hingga 50 hari kerja. Namun, tidak juga dapat diselesaikan dan tak ada itikad baiknya buat menuntaskan tangggungjawabnya,” jelas Febrianto.
Apakah masih bersikeras juga KONI Pasbar sebagai tuan rumah Porprov sedangkan dana APBD 2019 dicoret untuk rehab venues? Sebelum terlambat dan memalukan olahraga Sumbar, sebaiknya pelaksanaan Porprov XVI dicari solusi atau penggantinya. Jangan gara-gara ambisi seseorang rusak dunia olahraga Ranah Minang. (almadi)