Padang — Dilansir dari Harian Indonesia.id, peluang pasangan Cagub Cawagub Sumbar Epyardi Asda – Ekos Albar (EAEA) menang di Pilgub Sumbar 2024 jauh lebih terbuka, disebabkan paslon ini berani membawa semangat perubahan.
“Orang Sumbar di ranah dan rantau butuh perubahan. Sebab selama 15 tahun pembangunan Sumbar stagnan. Contoh pembangunan jalan tol Padang Sicincin hingga kini belum rampung. Padahal jalan tol tersebut sangat penting untuk memperpendek jarak tempuh kendaraan,” ujar Ben Ibratama Tanur pengamat politik dari Tan Malaka Institute (Pusat Kajian Pemikiran dan Perjuangan Politik Pahlawan Nasional Tan Malaka) dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (5/8/2024) malam.
Ben memaparkan latarbelakang sebagai seorang pengusaha dan politikus, terakhir menjadi Bupati Solok menjadi modal besar Epyardi melakukan perubahan di Sumatera Barat.
Sebagai pengusaha, Epyardi yang kini dikenal dengan ikon Otewe atau sosok laki laki sedang mengayuh sepeda dengan ransel dipunggungnya, jelas memiliki visi ekonomi dan bisnis sebagai basis perubahan.
Dengan dukungan visi pengusaha itu, Epyardi juga lebih gampang membangun relasi dan komunikasi dengan pihak pihak yang terkait dengan isu perubahan.
“Sebagai contoh, Epyardi lebih gampang mengkomunikasikan aspek perubahan kepada calon stake holder, khususnya dari investor, termasuk pengusaha orang awak sendiri baik yang di rantau mau pun yang di kampung halaman. Yang jelas Epiyardi bukan petugas partai,” ujar Ben politisi senior era 1987 an ini.
Sebagai politisi, Epyardi juga lebih mandiri dalam mengambil keputusan dan kebijakan jika nanti dirinya menjadi gubernur. Dia tidak perlu harus menunggu arahan dari partai. Sebab partai yang mengusungnya sudah memahami posisi tawar Epyardi sebagai gubernur.
Meski dikenal sebagai politisi yang berpembawaan kareh, namun secara pribadi Epyardi mempunyai keberpihakan kepada rakyat dan daerah.
Epyardi dalam satu kesempatan menyatakan bahwa dirinya memang terkesan keras kepada staf, tetapi sikap keras itu hanya ditujukan kepada staf yang tidak berpihak kepada masyarakat.
“Sangat wajar sebagai pimpinan saya memarahi staf yang tidak melayani secara benar atau malah sebaliknya merugikan masyarakat. Apakah salah jika saya bersikap seperti itu?” tanya Epyardi dalam satu kesempatan di Jakarta.
Menurut Ben Tanur, sikap keras Epyardi itu jauh lebih baik dibandingkan dengan sikap seorang gubernur yang hobby menebar janji, tebar pesona tanpa realisasi atau mempermain mainkan situasi untuk kepentingan elektoralnya.
“Jauh lebih baik gubernur parabo dibandingkan dengan panduto. Makanya saya katakan, peluang menang Epyardi itu jauh lebih besar dibandingkan Mahyeldi. Sebab rakyat Sumbar sudah tidak mau lagi menerima gubernur yang suka umbar janji tapi tak pernah ditepati,” kata wartawan senior kelahiran Payakumbuh itu.
SIMAK JUGA : Pelanggaran Etik Terbukti, Todung Mulya Lubis Minta Prabowo – Gibran Mundur Secara Sukarela dari Pilpres 2024
Terakhir, sebagai mantan anggota DPR tiga periode dan Bupati Solok, Epyardi sudah memiliki pengalaman dalam mengelola pemerintahan dikaitkan dengan eloborasi dengan pihak legislatif, baik di tingkat daerah mau pun nasional.
Epyardi dipastikan tidak akan kesulitan mengkomunikasikan kebutuhan pemerintahan dengan pihak legislatif. Sebab dirinya sudah berada di dua lembaga itu sebelum ini.
“Jadi secara politik Epyardi lebih berpeluang besar membangun trust politik dengan legislatif dan memudahkan dirinya merancang APBD Sumbar di era perubahan ini,” timpal Ben Tanur.
Kekuatan Epyardi juga didukung oleh wakil gubernur Ekos Albar yang juga berlatar belakang pengusaha dan politisi.
Ekos juga sudah menunjukan kepiawaiannya dalam pemerintahan saat menjabat Wakil Walikota Padang, dimana Ekos berhasil menangani masalah masalah serius di kota Padang.
Ekos juga memiliki pola hubungan yang bagus secara personal sehingga memungkinkan dirinya tandem bersama Epyardi Asda mengusung isu perubaham di ranah minang ke depannya.
“Ekos Akbar memiliki kecakapan lain dalam berkomunikasi sehingga akan berhasil mendorong proses perubahan di Sumbar bersama sang Gubernur. Diantaranya adalah dalam menyiapkan dukungan staf pimpinan dan staf ASN di kantor gubernur,” timpal Ben lagi.
Secara satu kesatuan, pasangan Epyardi Asda dan Ekos Albar dimata Ben sudah memenuhi persyaratan sebagai cagub dan cawagub yang dibutuhkan rakyat untuk melakukan perubahan Sumbar 5-10 tahun mendatang.
Menurut Ben pula, semangat perubahan Sumbar memang tidak bisa lagi dilakukan oleh Mahyeldi dan partai pendukungnya. Sebab selama 15 tahun terakhir perilaku politik pendukung Gubernur Sumbar tidak memahami esensi perubahan itu.
“Partai pendukung gubernur Sumbar selama 15 tahun terakhir hanya bermain di soal kenyamanan kader. Mereka tidak punya konsep sama sekali untuk mendorong percepatan pembangunan Sumbar. Maka sebab itu cagub parabo lebih baik dari cagub yg cuma omon-omon saja, ” kata CEO Kabar Media Group ini.
“Tapi semuanya kita kembalikan kepada calon pemilih. Pemilih yang akan menentukan siapa yang layak jadi Gubernur. Mahyeldi dengan tagline melanjutkan atau Epiyardi dengan tema perubahan. Kalau saya pribadi butuh perubahan,” kata anggota Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) Pemilu 1999 itu (*/mardi)