Padang – Bank Mandiri Area Padang memang hanya menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) Rp300 miliar. Hingga kini sudah akad kredit sebesar Rp230 miliar.
“Kami ingin menyalurkan KUR ini seluruhnya. Tak ingin menahan-nahan jika ada pelaku usaha yang ingin mengakses dana KUR ini,” ujar Pimpinan Bank Mandiri Area Padang Sri Dono Indarto yang diwakili Cluster Manager Mashuri Area Operstion Manager Usman, dan General Affairs Hendra, Selasa 7 Agustus 2018.
Mashuri menyebutkan bahwa nasabah KUR Ritel lebih mendominasi di Bank Mandiri Area Padang. Nasabah ini meminta perkuatan permodalan Rp25 juta hingga Rp200 juta.
Hal itu membuat segmentasi Mandiri seolah berbeda dengan BRI dan Bank Nagari yang berkewajiban menyalurkan KUR lebih besar. Mandiri tetap memberikan porsi kepada nasabah KUR Mikro.
Bahkan Mashuri menegaskan sisa kewajiban KUR Mandiri kini diprioritaskan bagi peminjam di bawah Rp25 juta. Khusus KUR Mikro, Bank Mandiri ternyata lebih mengutamakan karakteristik nasabah/debiturnya.
Nasabah yang diyakini berkarakter baik, lebih dipermudah akses kredit mereka. Terlebih dengan adanya penjaminan dari Askrindo dan Jamkrindo, pelaku usaha yang bagus perkembangannya tapi belum bankable sangat diberi kemudahan.
“Kini tinggal bagaimana sikap dan pola pikir calon debitur KUR. Memang ada proses yang dilalui karena bank tetap hati-hati karena dana KUR itu milik para nasabah kami, bukan hibah dari pemerintah,” tegasnya.
Banyaknya penerima manfaat KUR Ritel dari Bank Nagari membuat Anggota DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa S.IP, MH mengharapkan Mandiri memberi akses ke nelayan tangkap. Ini seiring kebijakan pemerintah untuk menggenjot sektor kemaritiman dan kelautan.
“Para nelayan butuh dana cukup besar untuk perbaikan dan melengkapi peralatan tangkap mereka. Jika bank penyalur KUR bisa menghidupkan sektor ini, pasti sangat membantu program pemerintah dan mensejahterakan masyarakat nelayan,” pungkasnya. (*)